Kelakar atau candaan Miftah Maulana, Wahid yakini, tak bermaksud untuk melecahkan. Bahkan, Wahid menduga hal itu ramai lantaran faktor politis di baliknya.
“Padahal sebenarnya saya kira Gus Miftah gak melecehkan, tapi ini menjadi satu pelecehan, jadi dianggap pelecehan. Bisa juga ini dampak politis atau apa, kita pelajari itu,” pungkas Wahid.
Sebelumnya, Wahid telah merespons soal Miftah Maulana yang mengumpat atau mengolok-olok penjual es teh. Ia berharap peristiwa ini bisa menjadi bahan koreksi diri untuk Gus Miftah.
BACA JUGA: Bahas Soal Ilmu dan Kesombongan, Umi Pipik Sindir Langsung Sosok Gus Miftah
“Iya, jadi begini, ini bagus ada peristiwa ini, bagus menjadi koreksi kepada Gus Miftah, karena beliau sudah Dewan Penasihat Presiden, dengan seperti ini mungkin akan lebih hati-hati, tidak selatah sebelum beliau jadi Penasihat Presiden. Bagus ini untuk koreksi beliau,” ungkap Wahid, dalam sebuah wawancara, Rabu, 4 Desember 2024.
Wahid juga berjanji akan menghubungi Miftah agar mengubah caranya berdakwah.
“Saya juga akan telepon beliau, saya akan minta untuk, ‘Diubah, Gus,'” imbuhnya.
Lebih lanjut, Wahid juga menduga Gus Miftah sekadar latah kepada penjual es teh. Ia juga menilai mungkin cara berdakwah setiap ustaz berbeda-beda.
“Kalau Gus Miftah itu ngatain gobl*k mungkin ya dengan latahnya seperti itu. Ya mungkin cara menyampaikan bicara berdakwah berbeda-beda, ustaz cara berdakwah berbeda-bedalah. Jadi kalau saya anggap beliau latahlah,” tutur dia. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi