Lebih dari sekadar mengelola sampah, program ini juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat.
Hasil panen maggot akan dimanfaatkan sebagai pakan bernutrisi tinggi untuk ternak, hingga pupuk organik (kasgot) bagi petani kangkung, cabai, dan tomat. Semua kegiatan ini dilakukan di lahan “Banyumanik Berdaya” dan di kelola oleh warga setempat.
“Binatang peliharaan (ternak) apa yang akan memiliki nilai ekonomi tinggi jika makan maggot? Ayam, lele, dan bebek. Ya nanti tahun 2026 kita akan turunkan percobaan menggabungkan antara usaha rumah maggot dengan usaha peternakan,” jelas Agustina.
Agustina berharap, keberhasilan program di Jabungan ini dapat menginspirasi kelurahan-kelurahan lain di Semarang untuk menerapkan hal serupa. Karena komitmen jangka panjang Pemerintah Kota Semarang terhadap Program Semarang Bersih perlu mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat.
“Dari sampah yang tadinya menjadi masalah, kini lahir solusi yang memberi nilai tambah secara ekonomi, lingkungan, dan sosial. Inilah ekonomi sirkular, dari sampah berputar kembali menjadi sumber daya yang bermanfaat,” tutup Agustina. (*)
Editor: Elly Amaliyah