Adapun hasil olahan gabah itu, kata Zulhas, akan Bulog beli dalam bentuk beras seharga Rp12 ribu per kilogram.
“Nanti kerja sama dengan pabrik-pabrik di daerah, Bulog akan beli berasnya dalam bentuk beras, harganya Rp12 ribu satu kilo. Nanti akan ada hitung-hitungannya, itu yang paling penting karena salah satu permintaan petani ialah membeli hasil tani dengan harga yang untung,” ujar Zulhas.
Klaim 34 persen lahan sawah padi dan jagung di Jateng tak punya irigasi, Zulhas fokus ketersediaan air hingga pupuk
Melalui rakor terbatas itu, Zulhas menyebut Prabowo Subianto ingin swasembada pangan terwujud secepat-cepatnya.
“Oleh karena itu, tidak mungkin hanya pusat, kita harus satu visi, satu misi, karena kita satu tim pusat, pemprov, dan pemda. Tujuan kita utamanya swasembada pangan secepat-cepatnya,” tegas Zulhas.
Zulhas menjabarkan, optimalisasi pangan di Jawa Tengah yakni dengan irigasi dan terjaminnya ketersediaan pupuk.
BACA JUGA: Akui Belum Swasembada Susu dan Daging, Kementan RI Datangkan 2 Juta Sapi Hidup ke Indonesia per 2025
“Kami minta di mana lahan pertanian yang tidak ada hujan dan irigasinya, segera laporkan. Ada hampir 34% lahan di Jawa Tengah yang tidak ada irigasinya,” papar Zulhas.
Lebih lanjut, Zulhas menjamin ketersediaan pupuk di tahun 2025. Adapun cara yang Pemerintah lakukan tak lain adalah memangkas rantai distribusi pupuk yang sebelumnya petani di Jawa Tengah anggap rumit.
“Sudah kita pangkas aturan yang mengular. Nanti langsung dari Menteri Pertanian tunjuk pupuk langsung kepada Gapoktan, kios, pengecer, atau distributor,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi