Ita menyebut total bantuan yang di salurkan untuk dua tahap ini yakni senilai Rp 4,4 miliar.
Melalui bantuan ini ia juga berpesan kepada penerima bantuan untuk tidak di pergunakan untuk hal-hal konsumtif.
“Mereka senang karena mendapat bantuan dan berharap tahun depan bisa mendapat lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ita mengatakan anggaran DBHCHT dari pemerintah pusat ini tidak hanya untuk para pekerja pabrik. Namun juga langsung untuk pemanfaatan dinas-dinas dan UMKM untuk penanganan stunting.
“Pemerintah Pusat memberikan kepada dinas-dinas dan UMKM seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan pangan. Juga Dinas Pengendalian Penduduk dan KB nanti akan ada juklak, Juknisnya,” tandasnya.
Salah seorang buruh pabrik rokok Prau Layar, Sri Rahayu mengatakan ia sudah yang ketiga kalinya mendapatkan BLT DBHCHT di Kota Semarang. Ia mengaku sebagai pekerja atau buruh pabrik rokok merasa sangat terbantu dengan adanya BLT ini.
“Ya untuk kebutuhan sehari-hari. Mudah-mudahan masih terus berlanjut lagi BLTnya,” jelasnya.
Meski demikian, ia mengaku pada tahun ini ada penurunan jumlah BLT yang didapatkan.
Jika pada tahun sebelumnya, ia menerima dalam satu tahap untuk enam bulan dengan nominal per bulan Rp 300.000 ribu.
Namun pada tahun ini untuk tahap pertama hanya memperoleh BLT DBHCHT selama empat bulan dengan nominal per bulan yang sama.
“Dulu lebih banyak. Dulu kan dari Kota dapat 6 bulan tapi sekarang di samakan dengan Provinsi jadi hanya dapat 4 bulan saja,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah