Pendidikan

10 Jurusan Kuliah Ini Berisiko Tinggi Sulit Dapat Kerja, Cek Apa Saja

×

10 Jurusan Kuliah Ini Berisiko Tinggi Sulit Dapat Kerja, Cek Apa Saja

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa belajar dengan tumpukan buku dan laptop
Mahasiswa belajar dengan tumpukan buku dan laptop (sumber: freepik.com)

Karena itu, mengetahui jurusan yang memiliki risiko tinggi terhadap underemployment dapat menjadi pertimbangan penting bagi calon mahasiswa sebelum menentukan arah pendidikan dan karier.

Jurusan Kuliah dengan Risiko Underemployment Tinggi

Berikut ini daftar jurusan S1 di Amerika Serikat dengan tingkat underemployment tertinggi:

  1. Kriminal (Criminal Justice) 67,2%. Banyak lulusan bekerja di bidang keamanan swasta atau administrasi publik yang tidak mensyaratkan gelar S1.
  2. Seni Pertunjukan (Performing Arts) 62,3%. Karena persaingan yang ketat dan minimnya posisi formal, banyak lulusan beralih ke sektor non-seni.
  3. Teknisi Medis (Medical Technicians) 57,9%. Sebagian besar posisi teknisi medis hanya membutuhkan diploma atau sertifikat.
  4. Ilmu Humaniora (Humanities) 56,5%. Meskipun lulusannya memiliki kemampuan analitis, lapangan kerja relevan masih terbatas.
  5. Antropologi (Anthropology) 55,9%. Karena pasar kerja yang sempit, banyak lulusan bekerja di luar bidang akademik.
  6. Pariwisata dan Perhotelan (Hospitality and Tourism) 54,5%. Industri ini lebih menilai pengalaman kerja daripada latar pendidikan.
  7. Ilmu Sosial Umum (General Social Sciences) 54,1%. Kurangnya spesialisasi membuat peluang kerja sesuai jurusan menjadi terbatas.
  8. Kebijakan Publik dan Hukum (Public Policy & Law) 53,9%. Banyak posisi profesional menuntut gelar lanjutan.
  9. Seni Rupa (Fine Arts) 53,4%. Industri kreatif sangat kompetitif dan umumnya berbasis freelance.
  10. Ilmu Hewan dan Tumbuhan (Animal and Plant Sciences) 53,2%. Banyak posisi riset memerlukan gelar pascasarjana.

Pendidikan Perlu Beradaptasi dengan Dunia Kerja

Tingginya angka underemployment menjadi peringatan bagi dunia pendidikan tinggi untuk lebih adaptif terhadap kebutuhan industri.

BACA JUGA: Tiga Siswa SMK Asal Kabupaten Semarang Raih Prestasi di MAPSI Jateng 2025

Saat ini, pasar kerja mengutamakan keahlian praktis, penguasaan teknologi, dan kemampuan lintas bidang.

Oleh sebab itu, mahasiswa perlu memperkuat kompetensi dengan pelatihan tambahan, sertifikasi profesional, atau pengalaman magang.

Selain itu, perguruan tinggi juga dituntut memperbarui kurikulum agar lebih relevan dengan perkembangan industri modern.

Dengan langkah tersebut, lulusan akan memiliki daya saing yang lebih kuat dan peluang kerja yang lebih luas.

Ke depan, pemahaman terhadap risiko underemployment diharapkan dapat membantu calon mahasiswa mengambil keputusan yang lebih strategis dalam memilih jurusan kuliah dan merencanakan masa depan karier mereka.(*)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan