Ia menekankan bahwa Semarang sangat cocok bagi pelari karena memiliki jalan yang lebar dan datar. Sehingga mendukung pelari untuk mencapai waktu terbaik. “Bahkan, kami sengaja membuka akses gereja Blenduk yang sedang direnovasi agar dapat dilalui pelari sebelum ditutup kembali,” jelasnya.
Ia juga mencatat bahwa keberadaan Semarang 10K berdampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. “Okupansi penginapan meningkat, dan pelaku usaha kuliner serta penjual oleh-oleh kebanjiran pelanggan,” katanya.
Mbak Ita berharap, dengan suksesnya acara ini, jumlah pelari akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Yang nantinya dapat berkontribusi lebih besar terhadap pariwisata Kota Semarang.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah Odekta Elvina Naibaho, pelari perempuan tercepat yang berhasil memecahkan rekor dengan catatan waktu 34 menit 45 detik.
“Ini adalah kali kedua saya memecahkan rekor di Semarang 10K, dan saya sangat senang dengan pencapaian ini,” ungkap Odekta.
Odekta, yang juga seorang atlet, menjelaskan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan latihan rutin. “Saya sudah mengikuti berbagai event seperti PON dan Borobudur Marathon, dan saat ini juga mempersiapkan diri untuk SEAGAMES,” tuturnya.
Dia memberi tips kepada pelari pemula untuk tetap konsisten dalam berlatih dan menjaga pola makan serta tidur. “Memiliki mentor juga sangat penting untuk mencapai target-target latihan,” tambah Odekta. (*)
Editor: Elly Amaliyah