Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno mengapresiasi program kolaborasi tersebut untuk pengembangan sektor UMKM di Indonesia secara umum, dan Jateng secara khusus.
“Kami melihat antusiasme yang luar biasa. Jadi, selain mendapatkan ‘capacity building’, kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi untuk membangun jaringan. Karena pengusaha enggak punya jaringan enggak bisa berkembang,” katanya.
Apalagi, sektor UMKM sudah terbukti lebih tahan dari berbagai krisis yang terjadi. Mulai krisis ekonomi 1998 hingga pandemi COVID-19 sehingga perlu untuk terus berkembang.
“Dari data ya, pelaku UMKM bukan hanya di Jateng, tapi di seluruh Indonesia itu lebih dari 60 persen. Itu menunjukkan bahwa perempuan ulet, lebih tahan, dan semangatnya luar biasa,” katanya.
Turut hadir pada kegiatan itu, para mentor dan assessor, seperti Meika Hazim (owner Cokelat nDalem). Asri Saraswati (CMO Agradaya), Ghufron Mustaqim, Ali Charisma, Aliyah Natasya M.Sc.,CFP. (Financial Planner), dan Nisaul Aulia (Founder & CEO Basicludo).
Masing-masing mentor dan assesor berkecimpung pada bidang yang berbeda seperti marketing, produk bisnis, lingkungan dan sosial. Serta tata kelola bisnis, keuangan, hingga “branding”.
Dari 20 perempuan wirausaha itu, PT Salaku Cara Enak Makan dinobatkan sebagai “Best Pitching”, Ulur Wiji (Progressive), Kopi Gucialit sebagai “Impactful”, dan PT Wesclic Indonesia Neotech Manaje.id (Active). (*)
Editor: Elly Amaliyah