Awalnya, kantor ini memainkan peran kunci dalam pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia, yang menghubungkan Semarang dengan Surakarta dan Yogyakarta melalui jalur Semarang-Tanggung pada tahun 1867.
- Pernah Menjadi Tempat Penjara
Selain terkait erat dengan sejarah perkeretaapian Indonesia, Lawang Sewu ternyata juga menjadi saksi dari kekejaman penjajahan pada masa lalu. Pada rentang tahun 1942-1945, Lawang Sewu dijadikan sebagai kantor oleh Riyuku Soyuku (Jawatan Transportasi Jepang).
Ruangan bawah tanah di gedung tersebut menjadi saksi dari tindakan penyiksaan dan pembantaian terhadap warga Indonesia oleh tentara Jepang selama periode kerja paksa atau romusha. Meskipun dahulu ruangan bawah tanah ini dapat dikunjungi oleh wisatawan, namun karena alasan keamanan, saat ini area tersebut tidak dapat diakses oleh pengunjung.
- Jumlah Pintu Tak Sampai Seribu
Dalam bahasa Jawa, istilah “lawang” memiliki arti pintu, sedangkan “sewu” bermakna seribu. Oleh karena itu, Lawang Sewu diterjemahkan sebagai Pintu Seribu. Namun, pertanyaannya adalah apakah benar Lawang Sewu memiliki seribu pintu?
Ternyata jumlah daun pintu di Museum Lawang Sewu enggak beneran seribu. Kalau dihitung-hitung nih ada total 928 daun pintu di Lawang Sewu.
- Lukisan Kaca yang Ikonik
Bagi mereka yang pernah mengunjungi Lawang Sewu, pasti telah melihat salah satu lukisan kaca ikonik yang sering menjadi favorit bagi para wisatawan untuk berfoto. Apakah Anda tahu bahwa di balik lukisan kaca tersebut terdapat cerita menarik? Ya, lukisan kaca patri di Lawang Sewu merupakan hasil karya dari Johannes Louresa Schouten. Lukisan ini menggambarkan kemakmuran tanah di Pulau Jawa dan kecantikan alamnya.
Itulah beberapa fakta menarik yang terdapat di wisata Lawang Sewu Semarang Jawa Tengah.(*)
