SEMARANG, beritajateng.tv – Ratusan peserta antusias mengikuti Lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 yang berlangsung selama dua hari pada Sabtu dan Minggu, 18-19 Oktober 2025 di Uptown Mall Semarang.
Perhelatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang untuk memperkenalkan ikon kota yang dituangkan dalam lukisan. Tema yang dipilih, adalah “Warak Ngendog” – Simbol Harmoni Budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa.
Ada lebih dari 300 peserta ikut berpartisipasi dalam lomba Melukis Payung dan Kipas 2025.
Mereka menuangkan idenya, menggambarkan wujud Warag Ngendog, yang merupakan binatang imajiner simbol tiga etnis budaya Kota Semarang.
Dani Setiawang, salah satu peserta lukis Payung mengatakan bahwa dalam lukisannya menceritakan sejarah hadirnya Warag Ngendog.
“Saya melukis sejarah adanya Warag Negndog. Sebelah kanan, saya menggambarkan tiga orang dengan etnis berbeda, yakni Arab, Thionghoa dan Jawa Asli yang tinggal di Semarang. Mereka bersatu menjadikan sebuah simbol Warag. Inilah budaya Semaran. Mereka melindungi kesucian, yang disimbolkan dengan telur (Endog). Itulah mengapa muncul Warag Ngendog,” cerita Dani.
Menurut dia, tradisi Warag Ngendog selalu hadir ketika awal jelang Ramadhan, melalui kegiatan bernama Dugderan. “Di Kota Semarang ada Dugderan yang biasanya selalu membawa arak-arakan Warag Ngendog,” sebut dia.
Berkat lukisannya itu, Dani berhasil menyabet predikat juara I dalam lomba Lukis Payung 2025 ini.
Tak main-main, raihan juara tersebut ia dapat bukan karena faktor keberuntungan, tapi memang karena ia merupakan menyukai bidang melukis bahkan berprofesi sebagai pengajar.
BACA JUGA: Walikota Bakal Perbanyak Event Seni Budaya di Tahun 2026, Lestarikan Kearifan Lokal Semarang
Berbeda dengan Dani, Kayla Navina Almahyra pelajar berusia 8 tahun ini berhasil meraih Juara I Lomba Lukis Kipas mengalahkan ratusan peserta senior.
“Saya suka melukis dari kelas 1,” kata dia.
Menurutnya, sumber inspirasi melukisnya berasal dari gambar-gambar di Pinterest.