Aktivitas kegempaan internal (vulkanik dalam, vulkanik dangkal, multifase) masih tinggi. Vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kali per hari, vulkanik dangkal (VTB) terjadi 1 kali per hari, multifase terjadi sebanyak 6 kali per hari dan guguran (RF) sebanyak 44 kali.
4. Jarak Awan Panas Guguran (APG) Terbesar Terjadi pada Erupsi Merapi 11 Maret 2023
Selama satu tahun terakhir, awan panas guguran tersebut terpantau terjadi pada tanggal 8 Februari 2023. Namun, awan panas guguran yang terjadi pada tanggal 11 Maret 2023 merupakan awan panas guguran dengan jarak terbesar dengan condong ke arah barat daya.
5. Hujan Memicu Terjadinya Lahar
Hujan dapat menimbulkan terjadinya lahar dan ketidakstabilan kubah lava. Maka dari itu, masyarakat jangan melakukan aktivitas di sungai dalam wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) jika terjadi hujan di area Gunung Merapi.
Selama perjalanannya, ada berbagai perbedaan pendapat terkait sejarah Gunung Merapi. Melalui penelitian yang berjudul Geologic Map of Merapi Volcano Central Java (1989) menjelaskan Gunung Merapi terbentuk dari dua fase, yakni fase Merapi Muda dan Merapi Tua. Sementara itu, menurut Berthommier (1990) dalam penelitiannya yang berjudul Etude Vulkanologique du Merapi, Tephrostratigrhapie at Cronologie Product Eruptifs menjelaskan Gunung Merapi terbagi menjadi empat periodisasi sejarah atau fase pembentukan yaitu:
- Tahap pra Merapi yang diperkirakan lebih dari 400.000 tahun yang lalu.
- Tahap Merapi Tua. Tahap ini diperkirakan 60.000 tahun yang lalu.
- Tahap Merapi Pertengahan mulai terbentuk pada 8.000 tahun yang lalu.
- Tahap Merapi Baru dimulai dari tahun 2000 hingga sekarang.
Demikian 5 fakta tentang erupsi Merapi 11 Maret 2023 dan periodisasi sejarahnya. Jangan panik dan tingkatkan kewaspadaan terutama di area KRB Gunung Merapi (*).
Editor: Andi Naga Wulan.
