Striker dan Ancaman di Depan Gawang
Barisan paling akhir: striker. Nama-nama seperti Dendy Sulistyawan, Ilija Spasojevic (Bhayangkara), Eksel Runtukahu (Barito Putera) dan Mohammad Khanafi (Persik) muncul sebagai “finisher” tajam yang bisa memecah kebuntuan.
BACA JUGA: Siap-siap Piala Presiden 2025, Persaingan Sengit Libatkan Klub Asing
Kehadiran mereka bakal jadi senjata utama tim All-Star untuk menuntaskan peluang.
Uniknya, tim ini benar-benar dibentuk berdasarkan voting terbuka di situs resmi PSSI sejak 20–26 Juni. Cara ini bikin atmosfer turnamen lebih hidup karena ada campur tangan langsung dari fans yang menentukan komposisi skuadnya.
Prediksi Format dan Skema Permainan
Berbekal susunan 55 nama ini, potensi taktik yang bisa dimainkan oleh pelatih terasa beragam. Mari simak beberapa kemungkinan skema yang terjadi.
BACA JUGA: PSIS Segera Umumkan Pelatih Baru untuk Arungi Liga 2: Akhir Pekan Ini, Minggu Depan Langsung Latihan
1. 4–3–3. Berbekal dua wing seperti Irfan Jaya dan Riko Simanjuntak diperkuat playmaker di tengah serta dua striker mematikan.
2. 4–2–3–1. Menempatkan gelandang bertahan seperti Hanif atau Rizki Sani sebagai jangkar, sedangkan pemain kreatif seperti Gholy atau Hanif jadi pemain serangan, dan striker tunggal kuat.
Format single round robin di grup dan perebutan tempat ketiga pada 14 Juli, memaksa pemain All-Star tampil agresif sejak laga pertama. Adanya enam tim – Arema, All-Star, Oxford United di Grup A; dan Persib, Dewa United, Port FC di Grup B – komposisi ini berpotensi memunculkan pertandingan seru sejak matchday 1 pada 6 Juli.
Tim All-Star juga berfungsi sebagai uji coba mental dan kebersamaan jelang Liga 1. Bertanding melawan tim asing (Oxford United, Port FC), serta tim top lokal seperti Arema dan Persib, bakal jadi proses pembuktian kualitas masing-masing pemain yang lolos. (*)