SEMARANG, beritajateng.tv – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyebut seluas 963.331 hektare lahan di Jateng berisiko mengalami kebakaran lahan dan hutan (karhutla) level rendah dan tinggi.
Melalui angka tersebut, BPBD juga mencatat sebanyak 343 kebakaran terjadi di Jateng sepanjang musim kemarau, yakni sejak awal Januari hingga 8 Oktober 2023.
Menurutnya, bulan September tercatat yang paling sering mengalami kebakaran dengan 178 kejadian yang tersebar di 32 daerah.
Adapun rinciannya ialah kebakaran lahan sebanyak 142 kejadian, kebakaran hutan sebanyak 29 kejadian, dan kebakaran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) 7 kejadian.
BACA JUGA: Bentuk 57 Relawan Peduli Api, DLHK Jateng Rutin Lakukan Patroli guna Antisipasi Cegah Karhutla
“Hampir semua wilayah kabupaten/kota di Jateng memiliki potensi bahaya karhutla dari tingkat sedang hingga tinggi. Total luas bahaya karhutla 963.331 hektare,” tutur Kabid Penanganan Darurat BPBD Jateng, Chomsul, Kamis, 12 Oktober 2023.
Chomsul menilai terjadinya kemarau panjang turut berpotensi meningkatkan kejadian bencana karhutla. Hal itu terbukti saat puncak bencana kebakaran telah terjadi pada September lalu dengan total 178 kejadian dari 343 kejadian bencana kebakaran.
Jumlah kebakaran itu terus berlipat dari bulan sebelumnya, yakni Agustus sebanyak 81 kejadian, Juli sebanyak 40 kejadian, Juni sebanyak 10 kejadian, dan Mei hanya ada 2 kejadian.
Klaten Jateng sumbang karhutla terbanyak
Kabupaten Klaten menjadi daerah yang paling banyak mengalami kebakaran dengan jumlah 66 kejadian. Kemudian Kabupaten Kudus menyusul sebanyak 38 kejadian, Kota Magelang dan Sragen sebanyak 27 kejadian, kemudian Kota Semarang dan Sukoharjo 20 kejadian.