Scroll Untuk Baca Artikel
Catatan Editor

Daripada Nonton Joker 2, Mending Simak Home Sweet Loan, Gambaran Realita Generasi Sandwich dan ‘Beban Keluarga’

×

Daripada Nonton Joker 2, Mending Simak Home Sweet Loan, Gambaran Realita Generasi Sandwich dan ‘Beban Keluarga’

Sebarkan artikel ini
Ricky Fitriyanto
Ricky Fitriyanto (Dokumen Pribadi)

NONTON film sering jadi kegiatan seru saya saat weekend. Akhir pekan lalu saya sempatkan ke bioskop nonton Home Sweet Loan yang sebenarnya sudah tayang sejak akhir September. Setidaknya ada dua alasan saya nonton film garapan sutradara Sabrina Rochelle Kalangie ini.

Pertama, bombardir rilis tentang film tersebut dari pihak publisis melalui pesan WA. Kedua, munculnya banyak meme di medsos tentang Kaluna, karyawan swasta bergaji Rp6 juta tapi punya tabungan ratusan juta. Wah, menarik nih…

Meski penasaran, saya nonton Home Sweet Loan tanpa banyak ekspektasi. Masuk bioskop, penontonnya pun tak sampai separuh jumlah kursi. Kalah dengan gempuran film-film horor Indonesia terbaru. Namun hingga tulisan ini dibuat, Home Sweet Loan sudah ditonton 1,5 juta penonton.

BACA JUGA: Selain Novel Berjudul Home Sweet Loan, Berikut Karya Almira Bastari Lainnya yang Nggak Kalah Best Seller

Film Home Sweet Loan diangkat dari novel berjudul sama karya Almira Bastari. Menceritakan tentang Kaluna (Yunita Siregar), seorang karyawan swasta di Jakarta yang memimpikan punya rumah tinggal yang nyaman. Selain soundtrack lagu-lagu indie, film ini menceritakan realita kehidupan yang relate dengan masyarakat.

Tak sekedar bermimpi, Kaluna yang berusia 30 an tahun melakukan berbagai cara untuk mewujudkan cita-citanya. Ia menerapkan frugal living, hidup ngirit demi bisa menabung. Setiap pengeluaran benar-benar ia perhitungkan. Kaluna tak suka beli kopi kekinian, berbusana sederhana di tengah teman-temannya yang kerap adu outfit, juga rela berdesak-desakan di angkutan umum saat berangkat dan pulang kerja.

Ia punya pembukuan keuangan yang rapi di komputernya. Cara hidup Kaluna ini mungkin langka di tengah lifestyle anak muda yang kerap mementingkan gengsi, maraknya penggunaan paylater, dan lain sebagainya.

Cerita ini juga relevan dengan rencana penerapan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dalam film muncul melalui potongan berita televisi. Juga isu tentang semakin mahalnya harga rumah hingga sulit terbeli. Pun tentang Gen Z yang sebagian besar tak lagi berkeinginan punya rumah sendiri.

Home Sweet Loan gambarkan kehidupan tiga keluarga dalam satu rumah

Konflik yang Kaluna alami tak sampai disitu. Kaluna, anak bungsu dari tiga bersaudara ini tinggal di rumah sederhana warisan keluarga. Ayahnya seorang pensiunan, ibunya menjadi ibu rumah tangga. Kaluna punya kakak laki-laki dan perempuan. Kedua kakaknya sudah menikah dan memiliki anak. Namun karena keterbatasan ekonomi, dua kakaknya masih tinggal di rumah tersebut. Jadilah rumah yang tak terlalu luas itu ditempati tiga keluarga.

BACA JUGA: Kumpulan Fakta Menarik Seputar Film Home Sweet Loan, Segera Tayang di Bioskop!

Home Sweet Loan menggambarkan visual rumah keluarga Kaluna yang penuh sesak dengan keluarga besar. Ayah, ibu, kakak-kakaknya, serta keponakan yang masih kecil-kecil. Boro-boro mendapat privasi, rumah tersebut tak pernah tenang meski Kaluna ingin segera beristirahat setelah lelah bekerja seharian. Setiap sudut rumah penuh dengan perabotan, barang-barang, hingga mainan anak yang berserakan.

Kaluna yang anak bungsu juga harus menjadi tulang punggung keluarga. Ia adalah generasi sandwich yang harus menyisihkan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bahkan saat token listrik habis, kakaknya tak segan meminta Kaluna untuk mengisinya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan