SEMARANG, beritajateng.tv – Saat mendengar kata tato, biasanya orang akan langsung berpikir negatif. Bagaimana tidak, tato masih identik dengan anak punk, preman, dan kegiatan-kegiatan yang nakal lainnya.
Hingga kini, stigma negatif soal tato memang masih melekat di masyarakat. Namun tentu kita tidak boleh menilai orang dari luarnya saja.
Seperti halnya Agus Sutikno. Meski sekujur badannya penuh dengan tato hingga muka, siapa sangka Agus adalah seorang lelaki berhati mulia.
Ia sebenarnya adalah seorang pendeta di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Jawa Tengah. Berkat penampilannya, ia bahkan punya julukan “Pendeta Jalanan”.
“Tato ini dulu udah ada jauh sebelum mengenal Tuhan. Bisa dibilang waktu masih nakal-nakalnya,” kisah Agus saat beritajateng.tv temui di Yayasan Hati Bagi Bangsa, Rabu, 18 Desember 2024.
Seiring berjalannya waktu, Agus yang merupakan asli Jawa Timur itu menemukan rintangan di hidupnya. Ia bahkan sempat merasa gagal dan putus asa.
Hingga di suatu titik, Agus merasa kasih Tuhan seolah menyelamatkan hidupnya. Hal itu yang kemudian membuatnya taubat hingga menjadi pendeta.
Namun, tak seperti pendeta kebanyakan, Agus tak menyampaikan khotbah di ruang-ruang gereja. Agus memilih jalan lain dalam mengabdikan diri ke Tuhan.
“Prinsip saya, jangan mati sebelum berguna. Apapun yang kamu percayai, yang penting hidupmu bermanfaat, barokah bagi banyak orang,” katanya.
Bantu sesama tanpa syarat
Agus memang tak begitu suka dipanggil sebagai pendeta. Menurutnya, ia hanya berusaha melakukan sifat-sifat yang dimiliki oleh Tuhan. Di antaranya sifat kasih sayang.