SEMARANG, beritajateng.tv – DLHK Jawa Tengah menargetkan pengembangan 50 Desa Mandiri Sampah (DMS) baru pada tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai bagian dari solusi mengurangi persoalan sampah yang mencapai 5,5 juta ton setiap tahun.
Sejak digalakkan pada 2023, program ini sudah mencakup 88 desa di Jawa Tengah. Kepala DLHK Jawa Tengah, Widi Hartanto, mengungkapkan harapannya untuk menambah jumlah desa peserta setiap tahun.
“Tahun 2025, kami berharap bisa menambah 50 desa mandiri sampah,” ujar Widi, beberapa waktu yang lalu.
Desa yang mengikuti program ini hanya mengirimkan 20 persen residu ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sisanya yang mengelola ialah langsung oleh desa melalui edukasi dan pelatihan.
BACA JUGA: Jawa Tengah Hasilkan 6 Juta Ton Sampah Per Tahun, DLHK Beri Solusi Pengelolaan Ini
Penduduk desa didorong untuk memanfaatkan sampah organik menjadi kompos atau eco-enzyme, sementara sampah anorganik dipilah untuk didaur ulang.
Program Desa Mandiri Sampah juga mendukung kampung proklim, salah satu inisiatif nasional. Melalui upaya ini, DLHK Jateng menargetkan pengurangan sampah hingga 30 persen.
“Kami ingin beban TPA berkurang signifikan,” jelas Widi.