Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Berjuang dengan Cara Berbeda, Kyai Sholeh Darat Kembali Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

×

Berjuang dengan Cara Berbeda, Kyai Sholeh Darat Kembali Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini
Suasana makam Kyai Sholeh Darat
Suasana makam Kyai Sholeh Darat dalam momen Haul ke-125, Rabu, 9 April 2025. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tvKyai Sholeh Darat diusulkan kembali mendapatkan gelar pahlawan nasional. Ada sejumlah alasan mengapa ia dianggap pantas mendapatkan gelar itu.

Sekretaris Komunitas Pecinta Sholeh Darat (Kopisoda), Muhammad Ichwan, mengatakan, Haul ke-125 Kyai Sholeh Darat pada Selasa 8 April 2025 kemarin menjadi momentum tepat untuk memperjuangkan gelar pahlawan nasional.

Menurutnya, ada sejumlah alasan kuat yang mendasari Kyai Sholeh Darat layak menyandang gelar pahlawan nasional. Salah satunya adalah kiprahnya sebagai mahaguru ulama besar yang juga merupakan pahlawan nasional.

Sebut saja tokoh nasional seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, hingga R.A. Kartini. Ketiganya adalah anak didik Kyai Sholeh Darat.

“Murid-murid beliau memang bukan pejuang secara langsung yang mengangkat senjata. Namun beliau memberikan pondasi berupa ideologi kepada para pahlawan tadi serta membangun mental pejuang, justru itulah yang tak kalah penting,” kata Ichwan saat beritajateng.tv temui di sela Haul Semarang, Rabu, 9 April 2025.

BACA JUGA: Peringati Hari Pahlawan Nasional Ke-78, Ratusan Siswa SD Tabur Bunga di TMP Giri Tunggal

Ia mengatakan, ajaran anti penjajahan Kyai Sholeh Darat yang terkenal adalah seruan “kudu dadi wong anti londo” (harus menjadi orang yang anti penjajah). Bagi Ichwan, ajaran tersebut merupakan bentuk nyata ideologi perlawanan.

“Dulu itu banyak orang Indonesia yang berkhianat ikut londo atau penjajah. Namun murid-muridnya tidak ada karena punya prinsip kuat,” ucapnya.

Kyai Sholeh Darat melawan penjajahan dengan cara berbeda

Lebih jauh, Ichwan menuturkan, Kyai Sholeh Darat bahkan mengultimatum bahwa meniru budaya asing dapat merusak iman alias haram.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan