SEMARANG, beritajateng.tv – Hari Kartini yang dirayakan setiap setahun sekali ini selalu menyisakan berbagai cerita menarik di baliknya, entah fakta-faktanya, kisah perjuangannya, serta latar belakang keluarganya.
Namun, siapa sangka, Kartini disebut memiliki kontroversi yang cukup menarik perhatian. Salah satunya adalah saat ia menikah dengan seorang pejabat.
Kontroversi tersebut bermula saat Kartini menikah dengan bupati Rembang, K.R.M Adipati Ario Djojo Adhiningrat, yang mana sudah memiliki tiga istri.
Karena itulah, Kartini di tuding sebagai perebut suami orang atau pelakor dan juga pro terhadap poligami.
BACA JUGA: Intip Asyiknya Anak SLB Negeri Semarang Rayakan Hari Kartini, Ada Upacara hingga Belajar Mandiri!
Satu hal tentang Kartini yang masyarakat Indonesia ketahui adalah, perempuan tersebut merupakan sosok yang tidak pro dengan poligami. Kendati demikian, apakah informasi soal pro terhadap poligami itu benar?
Tudingan Kartini pelakor dan pro poligami
Raden Ajeng Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang di angkat menjadi bupati Jepara. Ibunda Kartini bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara, yang bukan seorang bangsawan.
Melihat dari silsilah keluarga, masih keturunan dari Prabu Brawijaya Raja Majapahit terakhir.
Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura.
Saat beranjak dewasa, Kartini menikahi bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri.
Hal inilah yang membuat banyak celaan tentang Kartini. Salah satunya muncul meme di media sosial yang mengatakan bila wanita yang lahir pada 21 April itu merupakan teladan poligami. Selain memiliki orang tua yang menjalani praktek poligami, ia juga menikahi pria yang sudah beristri.