SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Kota Semarang menyiapkan penambahan jumlah sekolah swasta gratis setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal pendidikan wajib sembilan tahun.
Putusan tersebut mengamanatkan pemerintah untuk menjamin pendidikan gratis, termasuk bagi siswa yang belajar di sekolah swasta.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyampaikan bahwa hingga kini telah ada 132 sekolah swasta gratis mulai dari TK hingga SMP.
“Langkah ini sudah dimulai sejak 2022, sebelum MK keluarkan putusan,” ujarnya, Sabtu, 31 Mei 2025.
BACA JUGA: Meski Bebas Biaya Pendidikan, Pendaftaran Sekolah Swasta Gratis di Kota Semarang Masih Sepi, Kenapa?
Bambang menambahkan, pihaknya terus mengevaluasi dan memantau efektivitas program. Pemerintah akan menentukan sekolah mana yang layak dan bersedia jadi sekolah swasta gratis. Penetapan dilakukan berdasarkan kebutuhan di lapangan.
Usulan pendirian sekolah gratis, menurut Bambang, harus berasal dari yayasan atau pihak sekolah. Setelah itu, Pemkot akan mengkaji kelayakannya sesuai standar.
Sekolah wajib memenuhi syarat, seperti berada di wilayah dengan keterbatasan sekolah negeri, mengutamakan siswa miskin, serta anak berkebutuhan khusus.
“Prosesnya tetap selektif. Kami dahulukan wilayah yang kekurangan sekolah negeri,” jelasnya.
BACA JUGA: Menilik Program Sekolah Swasta Gratis di Kota Semarang, Berapa Besarannya?
Syarat lain, lanjut Bambang, sekolah harus mengikuti standar operasional seperti sekolah negeri. Prioritas berdasarkan pada kondisi ekonomi, kebutuhan khusus, lokasi tempat tinggal, baru kemudian prestasi akademik.
Program sekolah swasta gratis ini didanai dari Program BOS Daerah (PBOS). Setiap siswa akan memperoleh bantuan Rp150 ribu setiap bulan untuk biaya operasional dan honor guru. Selain itu, sekolah juga menerima dana BOS dari pemerintah pusat.
“Indeks bantuannya tetap, Rp150 ribu per anak. Dana pusat tetap masuk, kita tambah dari daerah,” ujar Bambang.
Ia juga menyampaikan bahwa anggaran terus meningkat tiap tahun. Tahun ini, Pemkot Semarang mengalokasikan sekitar Rp27 miliar, naik dari Rp25 miliar tahun lalu. (*)
