SEMARANG, beritajateng.tv – Pariwisata bukan sekadar urusan keindahan di mana mata memandang, melainkan juga harus mampu menciptakan kesan yang sangat mendalam.
Apabila itu bisa dilakukan, maka wisatawan yang pernah berkunjung pasti memiliki keinginan untuk datang kembali karena telah memiliki kesan yang baik.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan, jika pariwisata hanya menyajikan keindahan, sekali wisatawan melihat besok tak akan kembali, dan pasti akan mencari keindahan yang lain.
“Tetapi jika sudah memiliki kesan, maka suatu saat wisatawan pasti akan kembali lagi berkunjung. Mereka akan kembali dengan kesan,” jelasnya pada acara Festival Budaya Kulon Kayon 2025 di Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Minggu, 10 Agustus 2025 malam.
Oleh karena itu, lanjut Sujarwanto, aspek budaya menjadi sangat penting. Yakni, agar para wisatawan bisa melihat keindahan sekaligus memiliki kesan yang sangat mendalam.
Seperti halnya Festival Budaya Kulon Kayon di Dusun Sleker, Desa Kopeng, yang kali ini berjalan bersamaan dengan momentum tradisi Saparan.
Pasalnya, agenda budaya tahunan yang berlangsung setiap bulan Sapar atau Safar ini melibatkan para pelaku seni budaya dari Kabupaten Semarang, Magelang, Kota Magelang, Kota Semarang, dan Kota Salatiga.
Inilah yang menjadi alasan mengapa Pemerintah Provinsi (Provinsi) Jawa Tengah mendorong terwujudnya aglomerasi pariwisata Rawa Pening-Kopeng-Borobudur.
Pelancong mancanegara di pariwisata Jawa Tengah harus beroleh kesan, tak sekadar lewat
Sujarwanto juga menyampaikan, hari ini Candi Borobudur menjadi destinasi utama nasional di Jawa Tengah. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara mengunjunginya.
Jika beberapa tahun lalu Borobudur selalu “menghadap” ke selatan atau terkoneksi dengan pariwisata di Yogyakarta, sekarang bahkan bisa ke segala arah. Yakni, bisa ke utara yang terjangkau dari Semarang, baik dari Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas dengan kapal pesiar.