BLORA, beritajateng.tv – Musim kemarau yang tidak biasa, atau yang dikenal sebagai kemarau basah, membuat sejumlah petani tembakau di Kabupaten Blora merugi.
Tanaman tembakau mereka tidak dapat tumbuh secara optimal akibat curah hujan yang masih tinggi di tengah musim kemarau.
Di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngawen, petani tembakau menghadapi ancaman kerugian besar. Suwarno, salah satu petani, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu memaksa mereka untuk menanam hingga tiga kali.
“Tanaman tembakau saya yang baru berusia satu bulan terendam air, dan saya harus memulai dari awal lagi,” keluhnya.
BACA JUGA: Efek Musim Kemarau Hingga Mengalami Krisis Selama Lima Bulan di Blora, Warga Berebut Bantuan Air Bersih
Fenomena kemarau basah ini menyulitkan petani, karena tanaman tembakau sangat membutuhkan cuaca panas dan kering untuk menghasilkan batang dan daun berkualitas tinggi.