SEMARANG, beritajateng.tv – Potensi bencana longsor di Kota Semarang dan sekitarnya diprediksi meningkat setelah tim riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan indikasi sesar aktif di wilayah tersebut. Temuan ini terungkap dalam ekspedisi geologi darat yang dilakukan oleh Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN pada Mei 2025, khususnya di wilayah Semarang, Demak, dan Kendal.
Menanggapi hasil penelitian itu, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono, membenarkan adanya potensi tersebut. Ia menjelaskan bahwa struktur geografis Semarang memang menyimpan banyak risiko longsor karena terdominasi oleh wilayah perbukitan.
“Kalau warga yang tinggal di daerah rawan longsor, kita sudah tahu itu cukup banyak. Semarang ini memang punya wilayah atas dan perbukitan yang rawan,” ujar Endro.
Longsor Tak Hanya Terpicu Sesar Aktif
Meski BRIN mengaitkan potensi bencana dengan sesar aktif, Endro menilai bahwa faktor struktur bangunan juga berperan penting dalam memicu longsor.
“Bisa jadi topangan bangunan yang kurang kuat menyebabkan struktur tanah mudah tergerus saat hujan deras, dan akhirnya memicu longsor,” jelasnya.
BACA JUGA: Talut Jembatan Antar Desa di Blora Longsor, Warga Mesti Cari Jalan Alternatif: Jauh Kalau Memutar
Endro menegaskan, sesar aktif bukan satu-satunya penyebab. Kombinasi antara kondisi tanah labil, kemiringan lahan, curah hujan tinggi, serta konstruksi bangunan yang tidak sesuai standar dapat memperbesar risiko longsor, terutama di musim hujan.