Pendidikan

Sempat Kecopetan, Siswa SMAN 1 Semarang Ungkap Momen Tak Terlupakan Saat Pertukaran Pelajar di Italia

×

Sempat Kecopetan, Siswa SMAN 1 Semarang Ungkap Momen Tak Terlupakan Saat Pertukaran Pelajar di Italia

Sebarkan artikel ini
pertukaran pelajar italia
Davin Muhammad Abimantrana (pegang bendera Merah Putih), siswa SMAN 1 Semarang yang mengikuti pertukaran pelajar di Italia. (Dok. Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Pengalaman belajar di luar negeri seringkali membuka perspektif baru bagi pelajar. Hal itu dialami oleh Davin Muhammad Abimantrana, siswa SMAN 1 Semarang saat menjalani program pertukaran pelajar di Italia.

Davin lolos program Bina Antar Budaya 2023 dan berkesempatan menempuh pendidikan pada tahun 2024-2025 di Italia selama 10 bulan.

Ia bersekolah di Liceo Scientifico G. Marconi Lussu yang berada di San Gavino Monreale, Sardegna, Italia.

Jadi korban pencopetan dan rayakan ulang tahun di Italia

Tidak hanya soal akademik, Davin membagikan pengalaman pribadi yang tak terlupakan selama tinggal di Sardegna, Italia. Ia sempat mengalami kejadian kurang menyenangkan ketika menjadi korban pencopetan di Roma.

“Pas bulan terakhir sebelum pulang, aku sempat jadi korban copet di bis. Rasanya kesal banget, apalagi itu sudah di penghujung masa tinggal di sana,” ungkapnya kepada beritajateng.tv pada Senin, 25 Agustus 2025.

BACA JUGA: Kenalkan Indonesia Lewat Batik, Siswa SMAN 1 Semarang Ini Bikin Warga Italia Terkesima

Meski begitu, pengalaman baik jauh lebih banyak ia rasakan. Davin menceritakan bagaimana ia merayakan ulang tahun ke-17 di Pulau Sardegna, tempat ia tinggal selama di Italia.

“Pulau Sardegna terkenal dengan pantainya yang indah. Waktu itu aku rayakan ulang tahun sederhana di pantai, makan pizza bareng teman dan keluarga. Itu jadi momen yang paling berkesan sebelum aku pulang,” ceritanya.

Culture shock perbedaan waktu dan bahasa

Davin juga menyoroti kehidupan sehari-hari di sana yang cukup berbeda. Sekolah mulai pukul 08.20 pagi hingga 13.30 siang, dengan enam hari sekolah dalam seminggu.

Kendala berikutnya adalah bahasa. Meski mendapat pelatihan singkat, Davin mengaku hampir tidak bisa bahasa Italia saat pertama tiba. Hal ini membuat dua bulan pertama menjadi masa paling sulit.

“Stresnya luar biasa, karena belum bisa bahasa dan tidak banyak orang di sana yang bisa bahasa Inggris. Tapi teman-teman sekolah sangat ramah, mereka langsung menyapa dan mau mengenal saya,” ungkapnya.

Selain bahasa, perbedaan terbesar yang ia rasakan adalah jam makan malam. Di Italia, makan malam bisa dimulai pukul 9 malam dan berakhir hingga tengah malam. “Buat saya itu culture shock banget, soalnya jam tidur jadi kacau,” lanjutnya.

Perbedaan sistem pembelajaran SMA di Indonesia dan Italia

Menurut Davin, salah satu hal yang menonjol adalah lama waktu belajar di tingkat SMA. Di Italia, SMA ditempuh selama lima tahun. Sementara Indonesia hanya 3 tahun.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan