Gaya Hidup

Sisi Lain Chef Juna, Pernah Hidup dengan Mengais Sampah hingga Sukses Jadi Koki

×

Sisi Lain Chef Juna, Pernah Hidup dengan Mengais Sampah hingga Sukses Jadi Koki

Sebarkan artikel ini
chef juna podcast raditya dika
Chef Juna dalam podcast Radiya Dika, baru-baru ini. (YouTube/Raditya Dika)

SEMARANG, beritajateng.tv – Siapa yang tak kenal Chef Juna Rorimpadey, sosok yang dikenal sebagai juri ketat di program MasterChef Indonesia, pemilik restoran Antarasa, dan brand ambassador untuk produk-produk kuliner ternama.

Namun, di balik ketegasan dan “wajah galak” Chef Juna yang dikenal publik, ada sebuah kisah hidup yang penuh perjuangan dan pengorbanan, yang jauh dari kemewahan yang ia nikmati sekarang.

Ternyata, sebelum menjadi chef sukses dan dikenal luas, Juna pernah menjalani kehidupan yang sangat berat dan penuh kesulitan di luar negeri.

BACA JUGA: Terkenal Galak, Chef Juna Akui Punya OCD, Apa Itu?

Di usia muda, ia harus menghadapi kenyataan hidup yang jauh dari apa yang orang-orang pikirkan tentangnya hari ini.

Mengais Sampah untuk Bertahan Hidup

Chef Juna mengungkapkan pengalamannya saat tinggal di Houston, Texas, Amerika Serikat, pada masa krisis moneter 1998. Dengan modal terbatas, ia dan keluarganya mencoba memulai kehidupan baru di kota besar itu.

Namun, kenyataan tak semudah yang dibayangkan. “Saya sempat terbang beberapa kali, dan baru mencoba, krisis moneter datang,” kata Juna mengenang masa-masa sulitnya.

Keadaan semakin sulit ketika orang tuanya tidak lagi bisa memberikan bantuan.

“Orang tua saya bilang, ‘Saya sudah tidak bisa bantu kamu sepersen pun. Kalau kamu mau pulang ke Indonesia, saya bisa pinjamkan uang buat tiket pulang,'” kenang Juna.

Namun, dengan tekad yang kuat, ia memilih untuk bertahan dan mencoba hidup di Amerika, meskipun dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Juna sempat hidup di apartemen sempit bersama tujuh orang lainnya.

“Apartemen itu busuk, hanya ada satu kamar mandi, dan kami tidur di lantai tanpa kasur, hanya beralaskan kain,” ceritanya. Meski begitu, ia tak menyerah. Di tengah kesulitan ekonomi, ia bahkan sempat mengais sampah untuk bertahan hidup.

“Saat itu saya sering mencari puntung rokok yang orang buang di tong sampah atau di parkiran supermarket. Kadang saya juga mengumpulkan koin-koin yang terjatuh, seperti satu penny atau dime (10 sen). Itu saya kumpulkan untuk beli rokok,” tambahnya.

Bahkan, ia sempat merokok dari puntung rokok bekas yang ia temukan. Semua itu ia lakukan demi menyambung hidup, dengan harapan suatu hari akan ada jalan keluar dari kesulitan yang ia hadapi.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan