SEMARANG, beritajateng.tv – Hujan deras rupanya jadi tantangan sendiri bagi sebagian pengendara sepeda motor ketika berkendara di jalanan.
Terlebih di tengah jadwal padat serta keharusan untuk sampai di lokasi tujuan. Atau, sekadar “tanggung” karena sudah dekat sehingga nekat menerobos rintik hingga guyuran deras.
Bayangkan tubuh kita layaknya sebuah mesin canggih. Mesin ini di rancang untuk beroperasi pada suhu optimal.
Ketika air hujan dingin dan angin kencang menerpa, suhu tubuh kita akan menurun. Ini adalah kondisi tubuh ‘hipotermia’.
Secara alami, tubuh akan melawan penurunan suhu ini dengan sebuah mekanisme yang terkenal dengan menggigil/kontraksi otot yang tak terkendali.
Kontraksi otot ini bukan hanya terjadi pada tangan dan kaki, melainkan seluruh tubuh. Otot-otot leher dan bahu akan menegang secara refleks untuk menopang posisi, sehingga otot-otot tangan akan kaku saat memegang stang.
BACA JUGA: Honda DBL Central Java 2025 Dimulai, Siap Lahirkan Bintang Basket Muda
Ini adalah awal dari kelelahan fisik, bila kita tidak segera menyadarinya, maka akibatnya performa berkendara akan menurun drastis, dan risiko kecelakaan menjadi jauh lebih tinggi.
Ternyata berkendara saat hujan deras juga secara langsung memengaruhi sistem sensorik tubuh, yaitu penglihatan dan pendengaran.
Air hujan pada visor helm membuat jarak pandang berkurang drastis, pantulan cahaya dari kendaraan lain dan lampu jalan menjadi sangat menyilaukan.
Ini memaksa mata untuk bekerja lebih keras, menyebabkan kelelahan visual yang memperlambat waktu reaksi bikers.
Bisa jadi bikers tidak melihat lubang di depan, marka jalan yang buram, atau bahkan genangan air yang berpotensi menyebabkan aquaplaning.