Jateng

Kasus Stroke Serang Anak Muda Meningkat, Mahasiswa Udinus Bantu Pasien Pasca-Stroke Lewat Alat SWOR

×

Kasus Stroke Serang Anak Muda Meningkat, Mahasiswa Udinus Bantu Pasien Pasca-Stroke Lewat Alat SWOR

Sebarkan artikel ini
mahasiswa udinus
Mahasiswa Fakultas Teknik Udinus saat mencoba memakai alat terapi SWOR. Senin, 20 Oktober 2025. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Berawal dari keprihatinan terhadap mahalnya alat terapi impor dan terbatasnya fasilitas rehabilitasi di rumah sakit, sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menciptakan inovasi alat terapi bahu bernama SWOR (Shoulder Wheel for Rehabilitation).

Alat ini menjadi harapan baru bagi pasien pasca-stroke untuk memulihkan fungsi gerak tubuh bagian atas dengan cara yang lebih efektif dan terjangkau.

Ketua tim pengembang, Rahayu Melani, menjelaskan bahwa ide pembuatan SWOR muncul dari hasil pengamatan mereka terhadap meningkatnya kasus stroke di Indonesia yang kini bahkan menyerang usia muda.

“Prevalensi stroke di Indonesia meningkat cukup signifikan. Banyak pasien kesulitan menjalani terapi karena keterbatasan alat dan biaya yang mahal. Dari situ kami ingin menciptakan inovasi yang bisa membantu pasien sekaligus meringankan beban rumah sakit,” jelasnya di kampus pada Senin, 20 Oktober 2025.

BACA JUGA: Lur! Cuaca Panas Semarang Bakal Terjadi Sepanjang Oktober, Waspada Heatstroke 

Mahasiswa Teknik Biomedis sekaligus ketua Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) Udinus itu menjelaskan bahwa alat ini menjadi terobosan.

SWOR menggabungkan dua mode terapi, yaitu aktif dan pasif, dengan sistem monitoring berbasis web. Dokter maupun fisioterapis dapat memantau perkembangan pasien dari jarak jauh melalui sword.my.id. Sistem tersebut berisi data terapi, mulai dari kecepatan, sudut pergerakan, hingga grafik kemajuan pasien.

Teruji di Rumah Sakit dan Efektif Tingkatkan Gerak Pasien

Inovasi yang dikembangkan oleh tim beranggotakan lima mahasiswa lintas jurusan ini telah diuji di Rumah Sakit William Booth Semarang. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan gerak pasien setelah beberapa minggu terapi menggunakan SWOR.

“Dalam uji coba, pasien mengalami peningkatan rentang gerak bahu dari minggu ke minggu. Bahkan, pasien yang awalnya hanya bisa menggerakkan tangan beberapa derajat kini mulai bisa melakukan aktivitas ringan seperti menyisir rambut atau makan sendiri,” terang Rahayu.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan