SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat langkah menuju Net Zero Emission (NZE) melalui percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Upayanya dengan menggandeng pelaku dan memperluas penggunaan energi bersih. Hal ini agar target bauran EBT sebesar 21,32 persen dapat tercapai di akhir 2025.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengungkapkan bahwa hingga 2024, realisasi pemanfaatan EBT di Jawa Tengah telah mencapai 18,55 persen.
Capaian tersebut menjadi pondasi kuat untuk terus meningkatkan penggunaan energi bersih berbasis potensi daerah.
“Setiap wilayah di Jawa Tengah memiliki sumber energi terbarukan yang dapat berkembang. Misalnya potensi mikrohidro di Banyumas, energi bayu atau angin di Demak dan Brebes, serta energi panas bumi di Wonosobo dan Tegal. Semua ini kami dorong agar bisa berkontribusi terhadap bauran energi provinsi,” ujar Sujarwanto di Semarang, Kamis, 6 November 2025.
BACA JUGA: CCEP Indonesia Resmikan PLTS Atap 1,2 MWp di Semarang, Dorong Transisi Energi Nasional
Ia menambahkan, keterlibatan sektor industri menjadi faktor penting dalam mempercepat transisi energi.
Salah satu contoh nyata datang dari Coca-Cola Europacific Partners (CCEP Indonesia) yang baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Pabrik Semarang.
“Apa yang CCEP Indonesia lakukansejalan dengan arah kebijakan kami. Mereka menjaga sumber daya air sekaligus memanfaatkan energi ramah lingkungan untuk operasionalnya. Ini langkah yang patut kita apresiasi,” ujarnya.
Dukungan PLN untuk Infrastruktur Energi Bersih
Dari sisi infrastruktur, PT PLN (Persero) berkomitmen untuk memperluas jaringan dan kapasitas instalasi PLTS Atap dari sektor industri.
Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN menyiapkan kuota pembangkitan PLTS Atap hingga 2 gigawatt peak (GWp) pada 2028.
Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN (Persero), Daniel Lestanto, menjelaskan bahwa minat industri terhadap energi bersih terus meningkat. Hingga kini, daftar tunggu instalasi PLTS Atap telah mencapai sekitar 375 megawatt peak (MWp).
“Permintaan sudah ada, tinggal bagaimana kami mengakomodasinya agar semua bisa terlayani. Kami berharap semakin banyak industri yang mengikuti langkah CCEP Indonesia karena tanggung jawab terhadap energi bersih adalah milik kita bersama,” kata Daniel.
Ia menambahkan, hingga September 2025, total kapasitas daya terpasang PLTS Atap di Indonesia mencapai 708 MWp, dan 567 MWp di antaranya berasal dari sektor industri.
Di Jawa Tengah, terdapat sekitar 2.000 hingga 2.500 industri yang telah menggunakan PLTS Atap dengan beban puncak mencapai 88 MWp.









