SEMARANG, beritajateng.tv – Kementerian Investasi/BKPM melalui Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Nurul Ichwan menyebut bahwa peluang pengembangan petani korporat di Jawa Tengah sangat besar.
Kuncinya, kata dia, terletak pada penerapan konsep pentahelix, sinergi lima elemen penting untuk membangun investasi hijau yang inklusif dan berkelanjutan.
“Pentahelix ini mencakup pemerintah, pelaku usaha, perguruan tinggi, komunitas masyarakat, dan media. Lima unsur ini harus berjalan bersama untuk menciptakan ekosistem pertanian dan industri hijau yang kondusif,” tegasnya.
BACA JUGA: Protes ke Perhutani, Petani Hutan di Blora Tolak Pengelolaan Lahan dengan Skema Kawasan Khusus
Dalam konsep tersebut, ia menjelaskan masing-masing perannya.
1. Pemerintah berperan menciptakan regulasi dan kebijakan berkelanjutan.
2. Pelaku usaha/investor menghadirkan investasi dan inovasi bisnis.
3. Perguruan tinggi menjadi pusat riset dan inovasi teknologi hijau.
4. Komunitas lokal terlibat langsung dan mendapat manfaat ekonomi.
5. Sementara media berperan membangun kesadaran publik dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Media penting sebagai jembatan informasi agar semua pihak saling memahami dan berkolaborasi untuk membangun investasi hijau di Jawa Tengah,” lanjutnya.
Arah Investasi Hijau dan Inklusif di Jawa Tengah
Kementerian Investasi optimistis Jawa Tengah akan menjadi salah satu poros investasi hijau nasional, terutama dengan dukungan ekosistem industri dan pertanian yang saling terintegrasi.
Ichwan menegaskan bahwa investasi yang baik bukan hanya mengejar profit, tetapi juga harus membawa manfaat sosial dan lingkungan bagi masyarakat sekitar.







