SEMARANG, beritajateng.tv — Sebuah video aksi demonstrasi yang melibatkan ratusan siswa SMP Negeri 1 Bumiayu viral di media sosial, khususnya di platform TikTok dan Instagram, pada Selasa, 11 November 2025.
Video tersebut menarik perhatian warganet setelah akun TikTok mengunggah dan kemudian akun itu bagikan melalui akun Instagram @insta_bumiayu.
Dalam rekaman video yang beredar, tampak sejumlah siswa keluar dari ruang kelas dan berkumpul di halaman sekolah untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Beberapa guru menemani mereka dan menyampaikan tuntutan yang dugaan kuat terkait dengan kebijakan sekolah, khususnya masalah sumbangan untuk pembelian pendingin ruangan (AC) di dalam kelas.
Para siswa ini terlihat sangat antusias dan penuh semangat saat berbicara dengan pihak sekolah.
BACA JUGA: Viral Bullying Siswa SMP Negeri di Blora, Pihak Sekolah Akui dan Mediasi, Korban Trauma-Luka Fisik
Beberapa warganet yang menyaksikan video tersebut di media sosial memberikan apresiasi terhadap keberanian para siswa dalam menyampaikan pendapat mereka.
Namun, tak sedikit pula yang mengingatkan agar aksi tersebut tetap memperhatikan tata tertib sekolah dan penyampaiannya dengan cara yang tepat.
Selain isu sumbangan, demonstrasi ini dugaan kuat terkait dengan pengangkatan kembali Ina sebagai kepala SMPN 1 Bumiayu, yang sebelumnya di copot karena masalah penyalahgunaan wewenang.
Seorang siswa yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa aksi tersebut spontan dilakukan setelah mendengar kabar tentang pengangkatan kembali Ina.
“Ini spontan, karena mendengar Ibu Ina diangkat kembali menjadi kepala sekolah. Dulu pernah kena sanksi sehingga sekolah copot dari jabatannya,” kata siswa kelas 8 tersebut.
Ia menambahkan bahwa sejumlah siswa merasa tidak setuju dengan keputusan pengangkatan itu dan menganggapnya sebagai bentuk ketidakadilan.
Aksi demonstrasi ini menambah panjang daftar penggunaan media sosial oleh pelajar sebagai saluran ekspresi mereka terkait kebijakan pendidikan.
Di satu sisi, banyak pihak yang menganggap penting untuk memberikan ruang bagi pelajar dalam menyalurkan aspirasi mereka.
Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa penggunaan media sosial untuk menyuarakan protes bisa berpotensi mengganggu ketertiban di lingkungan sekolah dan menimbulkan dampak negatif.
Pihak sekolah hingga kini belum memberikan keterangan resmi terkait aksi demonstrasi tersebut.













