SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Kota Semarang terus memperkuat langkah penanganan banjir melalui peremajaan pompa air dan normalisasi kolam retensi di berbagai titik rawan genangan.
Upaya ini agar sistem pengendalian air lebih efektif, terutama di wilayah timur kota seperti Genuksari, Trimulyo, dan Gebanganom yang kerap terdampak luapan air saat musim hujan tiba.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto, mengatakan bahwa peremajaan pompa di Rumah Pompa Tenggang menjadi salah satu prioritas utama. Dari enam unit pompa berkapasitas 2.000 liter per detik (LPS), tiga di antaranya telah terpasang dan beroperasi normal.
“Total nanti ada enam pompa, masing-masing 2.000 LPS. Tiga sudah beroperasi, dan tiga lainnya masih proses pemasangan. Jika semuanya selesai, kapasitas total akan mencapai 12.000 LPS,” jelas Suwarto, Rabu, 12 November 2025.
Selain di Tenggang, peremajaan juga dilakukan di Rumah Pompa Sringin. Dari lima unit pompa, empat sudah selesai penggantian, sementara satu unit sisanya sedang dalam tahap akhir pemasangan.
“Kami targetkan seluruh pekerjaan tuntas pada November 2025,” tambahnya.
BACA JUGA: Cerita Warga Trimulyo: Saat Pejabat Datang Lima Pompa Menyala, Setelah Pergi Tinggal Dua
Tidak hanya fokus pada pompa, Pemkot Semarang juga mempercepat pengerukan sedimen di kolam retensi Muktiharjo. Pengerjaan secara swakelola itu rencananya berlangsung pada 2026 guna memastikan kapasitas tampung air tetap optimal.
“Kolam retensi ini penting untuk menahan limpasan air hujan. Karena itu, pengerukan sedimen rutin harus berjalan agar daya tampungnya tidak menurun,” ungkap Suwarto.
Di sisi lain, DPU juga tengah mempersiapkan peremajaan di Rumah Pompa Waru dan Muktiharjo Kidul. Beberapa unit lama yang sebelumnya sempat rusak kini sudah kembali berfungsi, namun tetap akan diganti dengan unit baru agar lebih handal.













