SEMARANG, beritajateng.tv – Di tengah duka atas kepergian dosen Dwinanda Linchia Levi, berbagai cerita prestasi dan kebaikan almarhumah mulai terungkap dari rekan, kolega, dan tim advokasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang.
Salah satu rekan dosen Untag Semarang, Eva Arief yang merupakan dosen Hukum Internasional, mengungkapkan bahwa Levi bukan hanya dosen yang cerdas, tetapi juga pribadi yang dermawan.
“Kalau ada orang jualan makanan ke kampus, Bu Levi beli tapi ia kasih ke teman-teman. Bukan untuk dia sendiri. Orangnya baik, ramah, halus bicaranya. Cantik pula,” kenang Eva saat beritajateng.tv temui di kampus baru-baru ini.
Eva menuturkan, banyak rekan dosen dan mahasiswa merasakan kehilangan mendalam atas meninggalnya Levi. Prosesi salat jenazah di masjid kampus diikuti oleh banyak orang, dan doa bersama masih terus dilakukan.
“Kemarin salat jenazah ramai, lalu kami mengantar ke makam juga banyak yang ikut. Insyaallah semua kebaikan beliau menjadi amal dan Allah terima,” ujar Eva.
BACA JUGA: Jadi Saksi Kunci Kasus Kematian Dosen Untag Levi, AKBP Basuki Terancam PTDH
Ia juga mengingat bahwa beberapa hari sebelum wafat, Levi sering mengeluhkan kondisi kesehatannya. “Sering bilang asam lambungnya naik dan izin pulang lebih awal karena tidak enak badan. Itu beberapa hari,” ungkapnya.
Sosok Dosen yang Berprestasi
Edi Pranoto, anggota tim advokasi yang juga pengamat aktivitas Tri Dharma dosen mengatakan hal serupa. Ia menegaskan bahwa Levi merupakan sosok akademisi dengan rekam prestasi yang sangat kuat.
Menurut Edi, Levi mulai diangkat sebagai dosen pada tahun 2022 dan selama tiga tahun terakhir menunjukkan performa akademik yang menonjol.
“SINTA skor Mbak Levi itu sudah di atas 150–300 untuk yang overall selama 3 tahun. Artinya, seorang dosen bisa terekam di SINTA dengan skor 300 itu pasti aktivitas Tri Dharma khususnya penelitian itu pasti tinggi,” ujarnya saat beritajateng.tv temui di Fakultas Hukum Untag Semarang belum lama ini.
Selain mengajar di Fakultas Hukum Untag Semarang, Levi juga menjadi pengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di UNY, serta mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.













