SEMARANG, beritajateng.tv – Pemenuhan hunian yang layak bukan sekadar urusan pembangunan fisik, melainkan soal martabat, keadilan sosial, dan masa depan keluarga .Di titik inilah, kebijakan perumahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di bawah kepemimpinan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, dan Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen, patut dibaca sebagai langkah strategis yang nyata dan terukur.
Pemerintah tidak hanya berbicara target, tetapi menghadirkan hasil konkret. Melalui orkestrasi lintas pendanaan dan kolaborasi multipihak, Pemprov Jawa Tengah menunjukkan bahwa penanganan backlog perumahan tidak bisa ditopang oleh satu sumber anggaran semata.
Pemenuhan Hunian Jateng
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan, menegaskan bahwa sepanjang tahun 2025, intervensi pemenuhan backlog rumah dilaksanakan melalui APBN, APBD Provinsi, APBD kabupaten/kota, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah, Corporate Social Responsibility (CSR), partisipasi masyarakat, serta sumber pendanaan lainnya.
Hasilnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Hingga akhir tahun 2025, sebanyak 274.514 unit hunian berhasil ditangani. Angka ini melampaui ekspektasi di beberapa pos pendanaan. Baik dari peningkatan kualitas hunian melalui perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sampai pembangunan baru (PB).
BACA JUGA: Hadapi Nataru, Pemprov Jateng Mulai Buka Posko Terpadu
Dari APBN, misalnya, target semula 7.534 unit justru terealisasi 14.454 unit, berasal dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), kementerian/lembaga, serta Dana Desa.
Ini menunjukkan efektivitas sinergi pusat–daerah yang berjalan searah. Capaian itu sangat luar biasa mampu mengurangi angka backlog 1,3 juta lebih sebelumnya.
“Dari sisi APBD Provinsi Jawa Tengah, target 17.510 unit terealisasi sepenuhnya,” ujar Boedyo, Rabu, 24 Desember 2025.
Bahkan, kebijakan pemerintah provinsi tidak hanya berorientasi pada kepemilikan baru, tetapi lebih menekankan peningkatan kualitas hunian. Dari total tersebut, 340 unit berupa pembangunan baru, sementara 17.170 unit difokuskan pada renovasi dan peningkatan kelayakan rumah.













