SEMARANG, 12/2 (beritajateng.tv) – Rumah Harapan Indonesia bekerja sama dengan Valencia Care Foundation menggelar diskusi Deteksi Dini Kanker di Hari Peringatan Anti Kanker Sedunia di Aula Balaikota Semarang, Sabtu (11/2/2023).
Kegiatan diawali dengan memperkenalkan Rumah Harapan Indah oleh Public Relation Rumah Harapan Indonesia Greaty Carismawati dan pemaparan dan diskusi oleh Ketua IDI Wilayah Jawa Tengah dr. Djoko Handojo bertajuk ‘kenali potensi kanker bersama’ dan paparan data Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang serta dr. Nanang Heru Wibowo.
Public Relation RHI Semarang, Greaty Carismawati mengatakan pihaknya tergugah untuk terus berdedikasi membantu meringankan penyintas.
Rumah Harapan Indonesia berdiri sejak 8 tahun lalu atau sekitar tahun 2014. Ada lima RHI yang ada di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Makasar, dan Bali.
Di kota Semarang, RHI berdiri tepat di Pusponjolo, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.
Rumah kecil itu mampu menampung hingga 10 pasien, menurut Greaty, ada 5 pasien dengan kondisi penyakit yang beragam singgah di RHI Kota Semarang.
“Rumahnya memang kecil, biasanya bisa menampung sekitar 14-15 orang. Namun kami hanya Terima pasien 10 dari seluruh Jawa Tengah dan rujukan dari luar Jawa bahkan dari Kalimantan,” ujar Greaty saat ditemui awak media usai acara di Balaikota Semarang, Sabtu (11/2/2023).
Ia menyebut, jika kanker merupakan salah satu pasien terbanyak di RHI, tapi selain itu juga ada pasien penyakit jantung bawaan, dan penyakit berat lainnya.
Tidak hanya menyediakan fasilitas tinggal saja tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas lengkap selama penyembuhan.
“Kami menyediakan fasilitas rumah singgah untuk mereka tinggal dengan pendampingnya, makanan minuman gratis, kemudian transportasi menuju rumah sakit dan biaya obat-obatan vitamin yang tidak dicover BPJSBPJS, susu medis, popok ibaratnya dari ujung kepala hingga ujung kaki kami. Sampai apabila ada yang meninggal kami bantu biaya pemulangannya. Bantuan yang kami berikan tidak dipungut biaya,” ucapnya.
Ketua IDI Jateng, dr Djoko Handojo mengatakan, setiap tahunnya jumlah penderita kanker baru selalu bertambah 10 persen dari jumlah penderita kanker tahun sebelumnya.
“Untuk mengetahui penyebabnya, itu bukanlah hal yang mudah. Jadi tidak bisa suatu daerah sebagai kawasan industri kemudian dinyatakan banyak kasus dari sana, ” tutur Djoko.
Terkait deteksi dini kanker, Djoko mengatakan jika mayoritas anak menderita leukemia, retinoblastoma, kegagalan ginjal, untuk deteksi dini semua bergantung dari penyakit masing-masing. Misal retinoblastoma tiba-tiba anak merasa silau.
Ada pula Leukemia yang merupakan kanker jaringan pembentuk darah atau biasa dikenal kanker darah. Penyakit ini karena karsinogenik dan bisa juga genetik yang di serang inti dari selnya.