Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Hari Terakhir Operasi SAR 8 Penambang Emas di Banyumas, Dinas ESDM Ungkap Sulitnya Medan Evakuasi

×

Hari Terakhir Operasi SAR 8 Penambang Emas di Banyumas, Dinas ESDM Ungkap Sulitnya Medan Evakuasi

Sebarkan artikel ini
tambang rakyat banyumas
Anggota Tim SAR gabungan melakukan operasi SAR di lokasi tambang emas tempat delapan penambang terjebak dalam lubang galian di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, 29 Juli 2023. (Foto: Antara)

SEMARANG, beritajateng.tv – Operasi SAR evakuasi 8 penambang emas yang masih terjebak di lubang galian tambang rakyat Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, memasuki hari terakhir pada Selasa, 1 Agustus 2023.

Nahasnya, di hari terakhir evakuasi belum ada tanda-tanda penemuan korban. Medan ekstrem menjadi alasan sangat sulitnya evakuasi ini.

Hal ini tersampaikan oleh Plt Kepala Dinas ESDM Jateng Boedyo Dharmawan. Saat operasi SAR berlangsung beberapa hari lalu, pihaknya membenarkan telah melihat langsung kondisi ekstrem di lapangan.

Dinas ESDM Jateng membantu operasi SAR dengan pemotretan kondisi sumuran pada tambang rakyat di Banyumas tersebut. Menurut Boedyo, hal ini bak acuan Tim Sar untuk mengambil langkah selanjutnya.

“Hal ini (evakuasi) juga sulit. Kami sudah melihat medannya. Dinas ESDM mencoba membantu tim gabungan dengan melakukan upaya pemotretan kondisi sumuran tambang tersebut. Dengan harapan, data-data kami, hasil-hasil kami untuk menjadi pertimbangan tim gabungan Basarnas dalam justifikasi langkah langkah selanjutnya,” ucap Boedyo saat beritajateng.tv temui di kantornya, Senin, 31 Juli 2023.

BACA JUGA: Benarkan Tambang Emas Rakyat di Banyumas Ilegal, Ini Keputusan Selanjutnya Dinas ESDM Jateng

Gunakan camera hole ke dalam tambang rakyat Banyumas

Boedyo menyebut, penggunaan camera hole dan berbagai alat lainnya terus terkerahkan untuk mencari para penambang. Pemotretan pun tak berjalan mulus. Air tanah yang tinggi dan dalamnya terowongan menjadi faktor sulitnya evakuasi.

“Peralatan itu masuk ke terowongan. Pada saat itu didapatkan muka air tanah sekitar 11,1 meter. Padahal itu dilakukan upaya penyedotan terus-menerus. Satu hari pertama upaya penyedotan terus menerus tidak berhenti, tapi turunnya muka air masih tidak signifikan. Kemudian peralatan kami masuk sampai ke dalam air, bisa memotret walau kadang keruh. Kalau keruh kita coba stand by dan hentikan,” paparnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan