SEMARANG, beritajateng.tv – Semangkuk burjo alias bubur kacang hijau paling cocok disantap saraya menyambut datangnya musim hujan. Nah, dari sekian banyak warung burjo di Kota Semarang, ada satu warung burjo yang layak dikunjungi.
Namanya adalah Burjo Sriwijaya. Terletak di Jalan Sriwijaya Nomor 79, Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Burjo Sriwijaya disebut-sebut sebagai warung burjo pertama di Semarang.
Saat ini, Burjo Sriwijaya berada di bawah pengelolaan generasi ketiga, yaitu Ocid. Kepada beritajateng.tv, pria berusia 54 tahun itu menceritakan bahwa kakeknya, Suranta, adalah orang pertama yang memperkenalkan tradisi burjo di Kota Semarang.
“Awalnya Mbah sekitar tahun 1968. Katanya sih tahun 1975 sampai 2010-an masih ramai, top-topnya tahun 2000-an,” jelasnya ke beritajateng.tv.
Saat itu, Ocid mengutarakan bahwa eksistensi warung burjo di Semarang belum seramai sekarang. Bahkan, saat puncak kejayaan, Burjo Sriwijaya dapat menghabiskan 1 kwintal kacang ijo hanya dalam waktu 3 hari.
BACA JUGA: Ini Alasan Warung Burjo Masih Pertahankan Menu Bubur Kacang Hijau
Namun, seiring perkembangan zaman, banyak saudara maupun tetangga yang sama-sama berasal dari Kuningan, Jawa Barat lantas mengikuti jejak Kakek Ocid. Terhitung sejak 2010-an, mulai banyak warung burjo asli Kuningan yang menyebar di Jateng dan DIY.
“Sejak 2010, turun terus. Sehari sekarang paling cuma 6 kg. Mungkin karena udah banyak saingan, banyak pilihan, sekarang jamannya beda, dulu carinya murah dan kenyang, sekarang cari yang bisa buat nongkrong,” lanjutnya.
Burjo Sriwijaya Semarang mempertahankan tradisi: tak mau menjual nasi
Lebih dari setengah abad berdiri, Burjo Sriwijaya masih konsisten mempertahankan konsep warung burjo. Jika ke sini, jangan harap bisa menemui menu makanan berat di sini.