SEMARANG, beritajateng.tv – Serial barat berjudul “13 Reasons Why” ternyata membawa efek membahayakan bagi penontonnya. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis kejiwaan Nova Riyanti Yusuf yang juga merupakan Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Jawa Barat.
Serial yang terinspirasi dari novel berjudul Thirteen Reason Why karya Jay Asher itu menceritakan tentang seorang gadis remaja bernama Hannah yang bunuh diri dan meninggalkan rekaman-rekaman tentang 13 alasan mengapa ia memutuskan mengakhiri hidupnya.
Sebetulnya, serial ini memiliki beberapa pesan moral seperti memperlakukan siapapun dengan baik, membantu teman, hingga tidak menghakimi orang lain secara sembarangan. Namun sayangnya, tontonan ini malah meningkatkan meningkatkan angka pencarian di Google tentang “bagaimana cara bunuh diri“.
“Film “13 Reasons Why” sangat gamblang menampilkan cara bunuh diri yang tertampilkan oleh karakter film tersebut sehingga banyak yang ter-trigger,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam Media Briefing PB IDI, Senin, 11 Desember 2023.
Noriyu sapaan akrabnya mengungkapkan, setelah serial “13 Reasons Why” tayang, terjadi peningkatan sebanyak 28,9 persen dalam bunuh diri di kalangan remaja Amerika Serikat usia 10 sampai 17 tahun. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa remaja sangat rentan terhadap media.
Ia menambahkan, remaja memang memiliki risiko tinggi dalam melakukan bunuh diri. Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, kata Noriyu, pada usia-usia remaja, mereka cenderung mempunyai beberapa karakter. Mulai dari risk-taking, omnipotence, immortality, hingga abstract.
BACA JUGA: Bermunculan Kasus Pelajar Bunuh Diri dan Menyakiti Diri Sendiri, Begini Tanggapan Yoyok Sukawi
Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi remaja yang paling berisiko sebelum perilaku tersebut menjadi serius.
“Yang pertama identifikasi faktor risikonya, melihat warning signs-nya. Karena sebetulnya banyak tanda-tanda, jangan cuma berpikir caper aja di media sosial,” imbuhnya.
4 dimensi penyebab bunuh diri pada remaja
Di sisi lain, Noriyu turut memaparkan bahwa angka kematian global berdasarkan usia terjadi pada usia 25 tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa upaya untuk melakukan pencegahan bunuh diri harus dilakukan jauh sebelum usia 25 tahun.