Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Elektabilitas Merosot, Pengamat Politik Nilai Ganjar Blunder dan Serba Salah, Ini Alasannya

×

Elektabilitas Merosot, Pengamat Politik Nilai Ganjar Blunder dan Serba Salah, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
triyanto lukmantoro
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Triyanto Lukmantoro saat ditemui di Mijen, Kota Semarang, Selasa 12 Desember 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Mendekati Pilpres 2024, elektabilitas pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD semakin anjlok dalam sejumlah survei.

Dalam survei Litbang Kompas misalnya, Ganjar-Mahfud menduduki peringkat terakhir dengan perolehan 15,3 persen. Elektabilitas tertinggi yaitu pasangan Prabowo-Gibran sebesar 39,3 persen, disusul Anies-Muhaimin 16,7 persen. Sedangkan 28,7 persen belum menentukan pilihannya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Triyanto Lukmantoro menilai, anjloknya elektabilitas Ganjar-Mahfud disebabkan oleh sikap Ganjar yang terlalu vokal dalam menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Beberapa bulan terakhir, Ganjar memang keras dalam mengkritik Jokowi. Utamanya setelah Gibran menjadi cawapres Prabowo.

Semakin ia keras melakukan kritik, menurut Triyono, maka tingkat elektabilitasnya teryakini akan semakin merosot.

“Jadi semakin Ganjar atau orang-orang PDI mengkritik Pak Jokowi secara personal atau keluarganya justru elektabilitasnya semakin menurun,” ujar Triyanto, Selasa 12 Desember 2023.

BACA JUGA: Sebut Prabowo Tak Tegas di Debat Capres, Ganjar Klarifikasi Tidak Tendensius Saat Tanyakan Kasus HAM

Alasannya, Jokowi merupakan atasan Ganjar saat ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Pihaknya mempertanyakan mengapa Ganjar gencar menyampaikan kritiknya terhadap Jokowi. Terlebih, sebelumnya ia tampak mendekatkan diri kepada Presiden RI dua periode itu.

“Justru Pak Jokowi kan atasannya, presidennya, dan masih satu partai, mengapa harus menjelek-jelekkan Pak Jokowi dan program-programnya,” sambungnya.

Kritik Ganjar yang blunder

Triyono menilai, mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga kerap blunder dalam mengkritik. Misalnya saat memberikan skor 5 pada pemerintah Jokowi soal penegakan hukum.

Padahal, lanjut Triyono, Menkumham Yasonna Laoly merupakan kader PDIP dan Menkopolhukam Mahfud MD menjadi cawapres Ganjar sendiri.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan