SEMARANG, beritajateng.tv – Potensi terjadinya Pilpres 2024 sebanyak dua putaran lebih besar daripada satu putaran. Hal ini merupakan pendapat dari pengamat politik Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman.
“Dengan melihat dinamika yang ada, peluang dan potensi dua putaran itu sangat besar dibanding satu putaran.” Ucap Wahid saat beritajateng.tv hubungi melalui sambungan WhatsApp, Rabu 3 Januari 2023 sore.
Bahkan, Lembaga Survei Indonesia (LSI) memprediksi pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan bergabung dalam satu koalisi apabila Pilpres 2024 terjadi dalam dua putaran.
Menyikapi prediksi itu, bagi Wahid, hal itu sangatlah mungkin terjadi. Alasannya, politik di Indonesia sifatnya sangat cair.
“Politik di Indonesia itu sangat cair, ideologinya hampir semua ke tengah. Tidak ada partai yang betul-betul ke kanan atau ke kiri. Perspektif dan ideologi semua nasionalis, religius moderat, sehingga partai apapun koalisi dengan partai lainnya itu semuanya serba mungkin,” jelasnya.
Ia menyebut, di level bawah Pilpres seperti Pilkada, PDI Perjuangan sebagai partai pengusung Ganjar-Mahfud bisa berkoalisi dengan partai pendukung paslon AMIN, seperti PKS dan PKB.
BACA JUGA: KPU Kerahkan 105 Tim untuk Proses Sortir Lipat Surat Suara, Segini Honornya
“Di level Pilkada provinsi, kabupaten/kota, variannya juga sangat banyak. Misal PDI Perjuangan dengan PKS juga ada. PDI dengan Nasdem juga banyak. Apalagi PDIP-PKB yang chemistry-nya beberapa kali sudah ketemu, jadi itu sangat mungkin.” Jelas Wahid.
Sehingga, lanjut Wahid, hasil penentuan itu harus menunggu siapa paslon yang akan lolos ke putaran kedua. Jika pada putaran kedua tersisa AMIN yang bertarung melawan Prabowo-Gibran, maka PDI Perjuangan sebagai pengusung Ganjar-Mahfud harus menentukan dukungannya kepada salah satu paslon tersebut.
Keberpihakan PDIP
Perihal apakah PDI Perjuangan, jika yang bertarung pada putaran kedua ialah AMIN dengan Prabowo-Gibran, akan memihak kepada paslon 02 atau tidak, Wahid menyinggung ketegangan antara Presiden RI Joko Widodo dengan partai banteng tersebut yang terjadi akhir-akhir ini sebagai pertimbangan.