SEMARANG, beritajateng.tv – Urgensi kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), khususnya ke Jawa Tengah, menjelang Pemilu 2024 memantik pertanyaan. Pengamat politik Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini (NHS), menyebut, otoritas kunjungan kerja memang menjadi milik presiden sepenuhnya.
Namun, hal lain yang ia soroti ialah apakah wilayah Jawa, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah, memiliki masalah pembangunan yang krusial. Sehingga, mau tak mau menyebabkan Jokowi mesti turun dengan frekuensi kunjungan kerja lebih banyak jelang Pemilu.
“Kalau di Jateng, karakter pembangunannya masih bisa kepala daerah dan pejabat pemerintahan lakukan. Menurut saya wajar bila ada pertanyaan masyarakat, ‘Kok segitu intens kepala pemerintahan di level puncak republik ini memerhatikan [Jateng]?’ Apakah pembangunan di Jawa memang ada masalah yang luar biasa krusial?” ujar NHS melalui sambungan WhatsApp, Kamis, 1 Januari 2024.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Perbaikan Jalan Solo-Purwodadi Bertahun-tahun Tak Kunjung Beres, Sindir Kinerja Ganjar?
Kendati demikian, NHS tak menampik Jawa Tengah masih bergelut dengan persoalan infrastruktur, seperti jalan raya hingga masalah kemiskinan. Namun jika dibandingkan, lanjut NHS, ada wilayah lainnya di Indonesia yang memiliki urgensi lebih penting untuk lokasi kunjungan ketimbang provinsi di Pulau Jawa.
“Misalnya Papua, dengan daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), itu kan sesungguhnya lebih urgent diperhatikan seorang kepala pemerintahan di level pusat. Buat saya prioritas itu penting untuk dilakukan, ketimbang di Jawa ini yang struktur pemerintahan dan delegasinya berjalan dengan baik,” tegasnya.
Yakini kunjungan Jokowi ke Jateng untuk gerus suara Ganjar-Mahfud
Kedatangan Jokowi ke Jawa Tengah kerap kali publik kaitkan dengan upaya untuk menggerus suara bagi pasangan calon nomor urut 03, Ganjar-Mahfud, yang masih mengandalkan Jateng sebagai ceruk suara terbesar. Hal ini pun turut NHS sendiri yakni sebagai pengamat.