Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Peluang Intoleransi di Jateng Capai 26 Persen, Kesbangpol Gelar FGD Cegah Paham Ekstrimisme

×

Peluang Intoleransi di Jateng Capai 26 Persen, Kesbangpol Gelar FGD Cegah Paham Ekstrimisme

Sebarkan artikel ini
FGD kewaspadaan ekstrimisme
FGD bertajuk “Penyusunan SOP Deteksi dan Respons Dini untuk Meningkatkan Kewaspadaan terhadap Ekstrimisme Berbasis Kekerasan di Jawa Tengah” yang berlangsung di Kantor Kesbangpol Jateng, Kota Semarang, Rabu 20 Maret 2024. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Jawa Tengah terus melawan paham radikalisme dan juga ekstrimisme. Oleh sebabnya, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng menggelar diskusi penyusunan SOP deteksi dan respons dini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ekstrimisme berbasis kekerasan di provinsi ini.

Dengan menggandeng Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP) dalam diskusi itu, Kepala Kesbangpol Jateng, Haeruddin membenarkan bahwa intoleransi di Jateng masih ia temukan.

“Kalau bicara tingkat radikalismenya, kita belum melakukan survei pasti, tapi tingkat intoleransinya masih ada. Sementara intoleransi itu merupakan akar dari radikalisme. Maka kita harus mulai dari hulunya, sumber intoleransi ini apa, itu yang kita lakukan pencegahan,” ujar Haeruddin saat beritajateng.tv temui di kantornya, Rabu 20 Maret 2024.

Adapun Pergub Provinsi Jawa Tengah Nomor 35 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme, lanjut Haeruddin, merupakan kerjasama Pemprov Jateng dengan YPP.

BACA JUGA: Walikota: Ramadan Jadi Momen Perkuat Toleransi Warga Kota Semarang

Kendati tingkat toleransi Jawa Tengah telah mencapai angka 74 persen, Haeruddin mengungkap pihaknya terus waspada terhadap paham radikal yang masih mengintai.

“Kalau kita balik, berarti kan potensi intolerannya masih sekitar 26 persen. Itu harus kita bina, tingkatkan terus, dan kerja-kerja seperti ini tidak bisa berhenti. Bisa jadi sekarang tinggi, tapi bisa jadi karena kita tidak aktif lagi melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan bisa jadi turun lagi,” bebernya.

Empat kota dengan toleransi yang baik di Jateng

Dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, Haeruddin menyebut ada 4 (empat) wilayah yang bisa menjadi role model toleransi. Empat kota itu mencakup Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Solo, dan Kota Magelang.

“Itu paling tidak bisa menjadi role model karena secara nasional empat kota ini masuk 10 besar,” jelas Haeruddin.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan