SEMARANG, beritajateng.tv – Film maupun novel horor merupakan jenis hiburan yang banyak diminati hampir semua kalangan. Genre horor yang kerap disatukan dengan mitos membuatnya memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Novel horor umumnya memiliki cerita penuh teka-teki, dengan plot twist yang penuh dengan kejutan, kemudian akhirnya ceritanya berbeda dengan ekspektasi para pembacanya.
Dalam novel horor juga terbagi ke dalam beberapa genre lainnya, yaitu thriller, psychological horror, supernatural horror dan lain-lain, yang alur ceritanya berbeda-beda.
Nah, buat kamu yang ingin menghabiskan waktu senggang maupun liburan dengan membaca novel horor, berikut beberapa rekomendasinya seperti beritajateng.tv lansir dari Goodreads.
Rekomendasi novel horor
1. Holy Mother
Buat kamu yang suka novel horor dengan cerita yang tak mudah tertebak, Holy Mother bisa menjadi bacaaan kamu.
BACA JUGA: Kapan Film Horor Vina Sebelum 7 Hari Tayang di Bioskop? Berikut Jadwalnya
Novel ini merupakan salah satu novel karya penulis asal Jepang, Akiyoshi Rikako. Novel ini banyak digemari para pecinta genre horor, karena ceritanya dikemas dengan penuh misteri dan plot twist. Sehingga pembaca selalu penasaran dengan akhir ceritanya.
Novel yang berasal dari Jepang ini, menceritakan tentang kisah pemerkosaan dan pembunuhan, yang dialami oleh anak laki-laki. Kemudian Honami yang memiliki anak perempuan, juga berusaha untuk melindungi anaknya.
2. Misteri Patung Garam
Misteri Patung Garam adalah novel karya Ruwi Meita, yang memiliki cerita misteri tentang pembunuhan sadis, sehingga para pembacanya bisa merinding jika membaca tiap adegan dalam novel.
Penulis juga memberikan sebuah petunjuk dalam ceritanya, tentang pembunuhan sadis yang korbannya terlumuri dengan garam. Walaupun terkesan sadis, tapi ada beberapa cerita humor yang terselip dalam novel.
3. Persembahan Terakhir
Karya dari Banyu Biru ini menceritakan Mutia, yang memutuskan pergi ke Desa Sindang Sari, desa asal ayahnya. Ia pergi bersama temannya untuk mengobati rasa penasarannya setelah menerima panggilan misterius dari seseorang yang mengaku ibunya.
Desa itu adalah desa yang menjadi saksi kekejaman penumpasan PKI pada tahun 1965.
Hal ini membuat menimbulkan trauma mendalam hingga membuat sang kakek terjerumus pada persekutuan dengan iblis berbadan ular bernama Nyai Sugih Gantari–alasan ayah Mutia meninggalkan keluarga kakeknya.