SEMARANG, beritajateng.tv – Disleksia tak menjadi penghalang bagi seseorang yang menekuni dunia seni. Salah satunya pada Airlangga Satryatama, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Pria berusia 19 tahun itu mengaku sudah mendalami seni lukis sejak TK. Menariknya, bakat lukis itu ia temukan secara tak sengaja.
“Dulu saat terapi kayanya, karena aku disleksia, saking senangnya gerak-gerak dan ke mana-mana, Mama langsung mikir cara biar aku diam. Akhirnya menggambar,” ujar Angga, sapaan akrabnya.
Lukisan milik Angga pun memiliki ciri khas yang membuatnya tak seperti seni lukis kebanyakan. Angga menyebutnya dengan aliran doodle.
BACA JUGA: Populer Saat Lebaran, Ini Sosok Bernardus Prasodjo, Pelukis Gambar Legendaris di Kaleng Khong Guan
Saat beritajateng.tv menemui Angga sekaligus melihat lukisannya di Art Exhibition ‘My Journey’ yang berlokasi di Klub Merby, Kota Semarang, Sabtu, 11 Mei 2024 sore, Angga menuturkan setiap lukisan doodle-nya memiliki kisah tersendiri.
Salah satu lukisan yang menarik ialah lukisan bertajuk ‘War I’ dan ‘War II’. Kisah di balik sejarah dunia yang Angga lukiskan dalam bentuk doodle itu pun tak sebatas pada perang saja.
Lebih dari itu, selain seni lukis, Angga juga menaruh minat pada sejarah. Kendati mengidap disleksia, Angga mengaku sangat suka belajar sejarah. Ia pun kerap memanfaatkan YouTube sebagai media pembelajaran.
“Zaman sekarang mahasiswa ini bosan belajar PKN dan sejarah. Aku lihat sejarah senang banget. Sekarang susah, orang sekarang tidak ada yang tertarik dengan sejarah,“ bebernya.
Masuk Klub Murby sejak 2008, gaya lukisan doodle Angga sudah ada sejak kecil
Angga tak memiliki jadwal dan target khusus dalam melukis. Biasanya, Angga meluangkan waktu saat libur kuliah maupun weekend untuk melukis. Ide-ide untuk menciptakan karya seni pun ia dapatkan di waktu yang tak biasa.
“Dapat idenya biasanya pas mau UAS, anehnya itu. Biasanya orang dapat ide kan di toilet, saya pas UAS dan kenaikan kelas. Mamaku takut, menyuruh belajar jangan gambar dulu jelang UAS,” akunya.
Menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Seni Rupa Unnes pun bukan tanpa alasan bagi Angga. Mulanya, Angga bercita-cita masuk jurusan Seni Rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.