SEMARANG, beritajateng.tv – Misteri kematian dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memunculkan beragam fakta baru. Salah satunya tentang uang yang wajib disetorkan oleh mahasiswa PPDS tiap bulannya.
Kesaksian Angga Rian (37), mahasiswa PPDS Anestesi Undip semester 7 menunjukkan bahwa fenomena “pemalakan” itu memang sudah lama terjadi dan mengakar sejak bertahun-tahun. Angga mengakui ada semacam sistem iuran uang se-angkatan PPDS Anestesi Undip. Ia menyebutnya sebagai uang kas.
Tujuan adanya kas pun beragam. Mulai dari membeli konsumsi makan, keperluan rumah tangga, hingga membeli air galon. Untuk nilainya pun berbeda per angkatan. Uang itu, lanjut Angga, salah satunya juga untuk menanggung makan para senior.
“Jadi mereka menanggung makannya kakak-kakaknya, tapi nanti di semester selanjutnya, misal semester 2 dan selanjutnya itu tidak perlu bayar lagi karena semester 1 sudah membantu,” kisah Angga kepada beritajateng.tv usai aksi deklarasi FK Undip, Senin, 2 September 2024, kemarin.
BACA JUGA: Teman dr Aulia Buka Suara soal Dugaan Pemalakan Puluhan Juta Rupiah di PPDS
Angga menilai, tradisi junior membelikan dan menanggung makan senior PPDS merupakan hal biasa. Ia bahkan menganggapnya sebagai gotong royong.
Menurutnya, hal itu karena jam kerja di ruang operasi RSUP dr. Kariadi tidak menentu. Sehingga, saat operasi baru selesai malam hari, para junior inilah yang bertugas untuk membeli makan malam.