SEMARANG, beritajateng.tv – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra Ahmad Dhani kembali menjadi sorotan usai mengeluarkan pernyataan. Kali ini ia memberikan pandangan soal kebijakan naturalisasi Timnas Indonesia.
Ahmad Dhani mengaku setuju program naturalisasi PSSI untuk merevolusi prestasi sepak bola Indonesia. Kendati demikian, ia memiliki usulan soal gagasan calon pemain naturalisasi tak lagi dari Eropa.
Menurutnya, pemain naturalisasi dari Eropa tidak enak dipandang.
“Kurangilah pemain yang bule dalam tanda kutip yang rasnya bule ya, rambut pirang, mata biru karena menurut saya untuk Indonesia itu kurang enak dilihat,” kata Dhani rapat yang berlangsung di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 5 Maret 2025, seperti beritajateng.tv kutip dari YouTube DPR/RI.
BACA JUGA: Viral Ahmad Dhani Tawarkan Vokalis Sukatani Jadi Staf Ahli, Ini Reaksi Mulan Jameela
Tak hanya itu, Dhani juga menyarankan untuk menaturalisasi mantan pemain di atas usia 40 tahun.
“Lalu naturalisasi tidak harus itu pemain, bisa juga misalnya pemain-pemain bola yang sudah di atas usia 40, itu bisa juga kita naturalisasi pemain bola yang hebat. Lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia. Nah anaknya itu yang kita harapkan menjadi pemain bola yang bagus. Ini jadi pemikirannya agak out of the box, tapi bisa di anggarkan untuk 2026 programnya,” tutur Dhani.
Dalam pernyataannya, Dhani menyoroti kemungkinan merekrut pemain dari wilayah seperti Arab, Aljazair, atau Maroko yang dinilai memiliki potensi besar dalam dunia sepak bola. Ia meminta agar opsi ini dipertimbangkan sebagai langkah strategis untuk masa depan sepak bola Indonesia.
“Jadi kemungkinan ada pemain Arab, Algeria, atau Aljazair, atau yang mana, mungkin Maroko, banyak pemain jago-jago, mungkin yang sudah tua, kita naturalisasi, Pak. Carikan istri di sini, lalu anaknya kita bina, Pak,” tambahnya.
Pernyataan Ahmad Dhani ini menambah perspektif baru dalam diskusi mengenai naturalisasi pemain sepak bola di Indonesia.
Wacana yang ia kemukakan menyoroti aspek keberlanjutan program naturalisasi dengan mempertimbangkan faktor budaya dan identitas nasional.
