Modus tersebut awalnya sempat mendapatkan penolakan oleh para korban. Hanya saja, Agus mengancamnya untuk menyebarkan aib korban hingga akhirnya mereka memilih pasrah.
Tindakan tersebut akhirnya berlanjut mengajak korban ke sebuah homestay dengan menggunakan motor. Sesampainya di tempat, ia meminta korban untuk membayarnya dengan menunjukkan dominasi psikologis.
BACA JUGA: Busuknya Solusi “Nikahkan Saja” sebagai Penanganan Kasus Pemerkosaan dan Kekerasan
Setelah berada di kamar, Agus akhirnya kembali memaksa korban untuk melepas pakaiannya dan melanjutkan tindakan pelecehan tersebut.
Manipulasi yang Agus lakukan memang perlu kita waspada khususnya bagi para kaum perempuan. Salah satu pelajaran terpentingnya yaitu, tindakan pelecehan seksual tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan oleh penyandang disabilitas. (*)