“Sungguh dinamika yang menyakitkan bagi kalangan menengah bawah terkait gaya hidup foya-foya pegawai pajak. Di tengah ombang-ambing Omnibus Law, buruh yang hidup dengan upah yang rendah, petani terpuruk karena impor beras, ada pejabat di atas sana yang hidup mewah dan berfoya-foya. Hal itu sungguh menyakitkan,” tambahnya.
Aulia menuturkan, poin ketiga tuntutan ini dilandasi oleh upah buruh yang dipotong pajak, namun alokasi pajak tersebut dipertanyakan distribusinya.
“Upah buruh yang dipotong pajak ini apakah benar digunakan oleh bangsa dan negara untuk pembangunan? Kami sepakat jika benar untuk pembangunan, namun jika menguntungkan pejabat secara sepihak dengan hidup berfoya-foya membuat kami tidak terima,” ujarnya.
Demonstrasi ini dijaga ketat oleh pihak keamanan yang berwenang dan ditutup dengan peserta aksi yang menyanyikan lagu buruh secara bersama-sama. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto