Menruutnya, problem eceng gondok di danau Rawapening sudah sangat akut karena tutupan dan cakupannya luas. “Maka dengan kolaborasi ini akan membantu percepatan penanganan eceng gondok di danau Rawapening yang membentang di empat wilayah kecamatan ini,” ujarnya.
Selain langkah-langkah itu, Bupati juga menekankan upaya rehabilitiasi kawasan hulu 14 sungai yang bermuara di danau Rawapening. “Karena kerusakan DAS kawasan hulu juga berdampak pada laju sedimentasi, selain karena laju populasi eceng gondok,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Save Rawapening #7, Prapto Nugroho, menambahkan, pembersihan eceng gondok terfokus di wilayah perairan Kebondowo Kecamatan Banyubiru. “Sasaran pembersihan eceng gondok kali ini sekira 4 hingga 5 hektare,” jelasnya.
Teknis pembersihan berjalan dengan cara mendorong eceng gondok ke tepian menggunakan berky atau ponton pendorong sampah perairan. Para relawan pun melakukan itu dengan menggunakan perahu.
BACA JUGA: Dari Masalah Lingkungan Jadi Cuan, Sulap Eceng Gondok Rawapening Jadi Aneka Kerajinan Tangan
Eceng gondok yang telah diangkut selanjutnya dibawa ke area PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk selanjutnya diolah menjadi pupuk organik. “Selain itu, sebanyak sembilan truk eceng gondok yang diangkut juga akan diserahkan ke pelaku UMKM untuk diolah menjadi kerajinan,” jelasnya.
Prapto menyampaikan, perkembangan eceng gondok di Rawapening memang perlu dikendalikan. “Rawa Pening menjadi prioritas pemerintah pusat untuk diselamatkan. Sehingga hari ini semua bergerak bersama,” ungkapnya.
Ia menyebut, dari kegiatan Save Rawapening #1 hingga hari ini, area pembersihan eceng gondok terus bertambah luas. “Ini karena dukungan dan perhatian dari berbagai pihak juga bterus bertambah,” terangnya.
Sehingga, semakin banyak relawan yang terlibat, luasan zona pembersihan eceng gondok di Rawapening ini juga semakin bertambah.
“Untuk pelaksanaan Save Rawapening kali ini juga ada penanaman pohon untuk pelestarian lingkungan di sekitar danau Rawapening,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
