“Jadi dalang dan membuat wayang bisa diliat lagi dengan lebih baik. Orang kalau ngeliat wayang tahunya cuma Pandawa, Nakula Sadewa. Nah, aku mau semua orang tahu kalau wayang tidak hanya itu-itu saja,” ucap Satria.
Dukung penuh sang anak geluti seni wayang kulit
Sementara itu, orang tua si kembar, Resky Ristyanto dan Padmasari Mestikajati mengungkapkan, kedua anaknya sejak bayi memang sudah terlihat memiliki ketertarikan ke dunia seni. Ia mencontohkan, Satya dan Satria saat kecil hanya mau makan jika ia beri tontonan seputar wayang.
Sejak usia dini, Resky menyebut jika anaknya memang tidak tertarik terhadap permainan umum seperti mobil-mobilan, robot, dan sebagainya. Mereka malah lebih tertarik melengkapi koleksi wayangnya. Hingga saat ini, koleksi wayang milik si kembar terhitung lebih dari 30 buah.
“Mereka itu permintaannya kalau naik kelas atau ulang tahun itu minta hadiahnya wayang. Mereka otodidak lihat sendiri, cari-cari wayang, ‘oh gak punya yang ini’ akhirnya minta dibelikan wayang,” ungkap Resky.
BACA JUGA: Meski Sederhana, Begini Kisah Wayang Suket Usung Cerita asli Indonesia
Di usianya yang masih 11 tahun, Satria bahkan telah merencanakan untuk melanjutkan pendidikan ke Insitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada jurusan Seni Pedalangan.
“Kalau sekarang saya sama bapaknya bangga, kami tidak pernah mendorong. Pas kecil bahkan harus bawa wayangnya kalau keluar kota. Lucunya juga mereka kalau nonton wayang bisa sampai nangis, sampai pagi,” tandas Padmasari. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi