“Mereka menjadi orang-orang praktis yang selalu mengenggam teknologi. Jadi kebutuhan mereka akan rumah sekarang tidak lagi primer, bisa menjadi sekunder, bahkan tersier,” sambung Hermawan yang juga dosen di Soegijapranata Catholic University (SCU) itu.
Kebijakan Tapera rumah untuk pekerja tak sesuai Gen Z
Lebih jelas, Hermawan juga menyoroti kebijakan Tapera yang turut menyasar Generasi Z untuk memiliki rumah di masa depan. Hal tersebut, menurut Hermawan, tak lagi relevan dengan segala dinamika yang Gen Z alami.
“Rencana pemerintah untuk Tapera itu omong kosong, karena rumah sudah tidak laku sebetulnya. Gen Z ini memang sesuatu yang tidak mudah,” ucapnya.
Alih-alih kebutuhan akan tempat tinggal yang nyaman, Hermawan menyebut jika Gen Z akan lebih menekankan pada fasilitas. Khususnya terkait teknologi komunikasi dan informasi.
BACA JUGA: Gen Z Lebih Rentan Kena Masalah Kesehatan Mental, Psikolog: Paling Banyak Gangguan Kecemasan
Gen Z tidak akan mempermasalahkan sekecil apa huniannya. Asalkan, memiliki fitur canggih dan terhubung dengan teknologi.
“Kaitannya dengan apakah yang namanya saluran atau teknologi ada atau tidak, itu yang menjadi prioritas utama bagi mereka,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi