Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), DR. (HC), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengakui memang ada penurunan angka pernikahan dalam beberapa waktu terakhir ini di Tanah Air.
Dokter Hasto mengamati angka pernikahan tersebut menurun khususnya di kelompok usia subur. Menurut data yang ia miliki, dari kelompok usia 20 tahun sampai dengan 39 tahun mengalami penurunan angka.
Ia pun menyatakan bahwa dirinya melihat adanya korelasi yang erat antara penurunan angka pernikahan di Indonesia dengan banyaknya perceraian yang terjadi. Sehingga masyarakat berpikir keras atau bahkan enggan untuk menikah.
“Iya (karena banyaknya perceraian), saya menghubungkan beberapa data itu nyambung gitu. Jadi kemungkinan, sebab ini kan berkorelasi ya artinya ada korelasi-korelasi yang menarik gitu,” ujar dr. Hasto.
BACA JUGA: Cek Harga Beras di Pasar Bulu, Mendag: Harga Naik Karena Stok Menipis
Di sisi lain, melansir dari Lunch Actually, pada tahun 2023, 60 persen jomblo di Indonesia mengalami penekanan untuk menikah. Adapun angka tersebut melonjak dari dua tahun sebelumnya.
Menurut survei, alasan mereka mendapati penekanan untuk menikah tersebut adalah faktor kebiasaan masyarakat dan budaya yang semakin berkembang. (*)