Lantaran masih berstatus pelajar, Dila tentu belum bekerja. Ia pun mengaku harus menabung terlebih dahulu untuk mengikuti berbagai event cosplay di Kota Semarang.
Terlebih, harga kostum cosplay yang tak murah menjadikan ia lebih sering memanfaatkan jasa rental kostum cosplay daripada membeli kostum sendiri. Tidak hanya itu, ia juga memilih untuk berdandan sendiri untuk menghemat pengluaran sembari meningkatkan skill-nya dalam bidang tata rias.
“Kalau yang saya pakai hari ini karakter game Genshin Impact, kalau bajunya milik sendiri karena cukup sederhana, tapi wignya nyewa dari Sidoarjo. Harganya Rp50 ribu sudah sama ongkir. Make up-nya sendiri juga,” lanjut Dila.
Jual barang pribadi dan buka joki games demi beli kostum cosplay
Berbeda dengan Dila, cosplayer lainnya, Nicolaus Saputra Dewa (18) mengaku lebih memilih untuk membeli kostum daripada menyewa. Salah satu alasannya adalah, kualitas kostum dan rambut palsu (wig) yang disewakan terkadang kotor dan bau.
Oleh karenanya, lulusan SMK PIKA itu memiliki cara unik dalam membeli kostum cosplay. Ia kerap menjual barang-barang pribadinya, seperti koleksi komik, serta membuka jasa design gambar dan joki games.
“Kalau pas masih sekolah dulu nggak bisa minta uang sembarangan untuk hobi, harus bisa cari sendiri, nabung dari uang jajan, atau jualin barang-barang,” katanya.
BACA JUGA: Berawal dari Hobi Jadi Cosplayer, Mahasiswa Unimus Ini Buka Bisnis Sewa Kostum Cosplay di Semarang
Nico sendiri sudah hampir satu tahun berkecimpung di dunia cosplay. Hingga saat ini, ia mengaku telah menghabiskan uang hingga jutaan rupiah untuk membeli sejumlah kostum karakter idolanya.
“Kalau ini yang saya pakai beli, harganya Rp2,1 juta dari China. Sekarang koleksi kostum punya tujuh baju. Soalnya udah ada yang saya jual,” imbuh pelaku cosplay di Semarang itu.(*)
Editor: Farah Nazila